Jumat, 12 Juli 2024

Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Lagu Hati-Hati Di jalan Karya Tulus

 

Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Lagu Hati-Hati Di jalan Karya Tulus


Pendahuluan

Berikut adalah tautan pembahasan mengenai Pendahuluan dalam memahami Lagu Hati-Hati Di Jalan Karya Tulus.

*Ini taroh link blog pertama*

 

Metodologi

Berikut adalah tautan pembahasan mengenai Metodologi dalam memahami Lagu Hati-Hati Di Jalan Karya Tulus.

*Ini taroh link blog Kedua*

 

Hasil dan Pembahasan

Dalam teori Roland Barthes, Barthes mengembangkan dua tingkatan petanda yang menghasilkan makna yang bertingkat yaitu; denotasi (denotation) dan konotasi (connotation). Makna denotasi merupakan makna sebenarnya, makna ini bersifat langsung (lugas) yang bersifat obyektif, karena langsung menunjuk objeknya. Makna konotasi merupakan kebalikan dari makna denotasi yang disebut dengan makna kiasan, yang artinya dapat dijelaskan sebagai makna pada kata atau kalimat sebagai perbandingan agar apa yang ditujukan menjadi lebih jelas dan menarik. Sebagai sebuah sistem yang unik, mitos dibangun dari rangkaian makna yang telah ada sebelumnya. Dalam kerangka Barthes, mitos terletak pada tingkatan kedua (sign-signifier-signified). Mitos merupakan perkembangan dari makna konotasi, ketika suatu tanda memiliki makna konotasi setelah itu berkembang menjadi makna denotasi maka makna denotasi tersebut menjadi mitos.

 

Penelitian ini menggunakan lirik lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus, yang dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis semiotika teori Roland Barthes untuk mengkaji makna denotasi, konotasi, dan mitos. Sehingga makna dari lirik lagu yang terkandung dapat diketahui oleh para pendengar dan masyarakat secara luas.

 

Dalam penelitian ini, makna lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus membahas tentang bagaimana pesan yang terkandung di dalamnya dapat menginspirasi dan menyentuh hati para pendengarnya. Lirik lagu ini menggambarkan keinginan seseorang untuk menemukan tempat khusus di dunia ini yang hanya kita kenal dan dapat menjadi tempat pelarian dari kehidupan sehari-hari. Lagu ini mengajak pendengar untuk menjelajahi suatu tempat dalam pikiran dan hati kita yang memberikan sebuah ketenangan dan kehangatan yang unik.

 

Secara metaforis, lagu ini dapat diartikan sebagai sebuah tempat dalam hubungan cinta yang aman dan terlindungi, di mana hanya kita dan pasangan kita yang mengerti dan merasakannya. Tempat ini memungkinkan kita untuk berbagi keintiman, kejujuran, dan kedalaman emosi satu sama lain bersama pasangan tanpa batasan atau rasa takut. Dengan demikian, lagu ini memberikan pesan tentang pentingnya memiliki tempat yang spesial dalam hidup, di mana kita dapat merasa aman, nyaman, dan terlindungi.

 

Makna Denotasi

Dalam makna denotasi menurut Roland Barthes, kalimat "Kukira kita akan bersama Begitu banyak yang sama Latarmu dan latarku" mengungkapkan kerinduan untuk menemukan tempat yang memberikan ketenangan dan kehangatan. Kerinduan ini terlihat dalam perasaan kesepian dan kebingungan yang dialami oleh individu dalam kehidupan sehari-hari.

 

Dalam makna denotasi, kalimat ini menggambarkan perasaan kesepian dan kebingungan yang dialami oleh individu dalam kehidupan sehari-hari. Kerinduan untuk menemukan tempat yang memberikan ketenangan dan kehangatan seperti rumah, yang hanya kita kenal dan dapat menjadi tempat pelarian dari kehidupan sehari-hari, terlihat dalam perasaan kesepian dan kebingungan yang dialami oleh individu.

 

Dalam makna denotasi, kalimat ini mengungkapkan kerinduan untuk menemukan tempat yang memberikan ketenangan dan kehangatan. Kerinduan ini terlihat dalam perasaan kesepian dan kebingungan yang dialami oleh individu dalam kehidupan sehari-hari.

 

Makna Konotasi

Lirik lainnya, seperti "Semoga rindu ini menghilang Konon katanya waktu sembuhkan" mencerminkan rasa kehilangan dan keinginan untuk menemukan stabilitas dan kedamaian dalam hidup, yang sesuai dengan konsep Roland Barthes tentang "signifier" sebagai simbol yang mengandung makna yang lebih dalam dan subjektif. Dalam hal ini, lirik lagu Hati-Hati Di Jalan Karya Tulus dapat dianggap sebagai "signifier" yang merefleksikan rasa kehilangan dan keinginan untuk menemukan tempat yang stabil dan memberikan ketenangan dalam hidup, serta memberikan pesan tentang pentingnya memiliki tempat yang stabil dan memberikan ketenangan dalam hidup.

 

Mitos

"Dalam bait lirik 'Kau melanjutkan perjalananmu, Ku melanjutkan perjalananku' menggambarkan sebuah nuansa yang menghadirkan kenangan indah dari masa lalu, yang mampu memberikan penghiburan dan kekuatan di tengah tantangan masa depan yang tak terduga. Menurut konsep mitos Roland Barthes, lirik ini dapat diinterpretasikan sebagai pengalaman yang memungkinkan kita mengaitkan pengalaman masa lalu dengan masa depan, menciptakan makna yang mendalam dan stabil. Secara simbolis, lagu ini mengundang kita untuk mengeksplorasi tempat-tempat yang hanya kita kenal, yang menjadi penanda pengalaman berharga dari masa lalu yang memberi kekuatan dan kenyamanan di dalam perjalanan ke depan."

 

Kesimpulan

Roland Barthes mengemukakan bahwa terdapat tiga aspek makna yang harus dianalisis dari sebuah ungkapan, yaitu: makna denotasi, yang merupakan makna sebenarnya (terdapat dalam kamus); makna konotasi, yang merupakan makna yang bersifat subjektif dan emosional dari pada makna denotasi; dan makna mitos, yang memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku pada periode tertentu. Makna ‘kesendirian’ pada lirik lagu dalam penelitian ini dianalisis secara semiotika sesuai dengan pemikiran Roland Barthes tersebut. Peneliti menganalisis makna ‘kesendirian’ yang terdapat pada lirik lagu Hati-Hati Di Jalan Karya Tulus. melalui bait-bait di dalam lagu. Mitos yang didapat berkaitan dengan kesendirian pada konteks hubungan pacaran, yaitu dibutuhkannya waktu untuk sendiri, tidak harus selalu dengan pasangan, kesendirian juga digambarkan sebagai sesuatu hal yang baik dalam sebuah hubungan pacaran. Makna denotasi yang didapatkan dari lirik ini secara keseluruhan memiliki makna mengenai suatu keadaan, pada saat penulis lagu menginginkan untuk merasakan rasanya sendiri, bebas, dan tidak selalu ada dengan orang yang bersamanya.

 

Melalui kesendirian tersebut, dapat muncul perasaan rindu yang sudah lama tidak dirasakan. Makna konotasi yang didapatkan mengacu kepada sebuah hubungan percintaan, yakni penulis lagu sebagai seorang yang sudah lama tidak merasakan adanya kesendirian, kebebasan dalam melakukan kegiatan sehari-harinya. Penulis lagu juga menggambarkan bahwa selama ini pasangannya selalu ada di dalam keseharian nya, tidak ada jarak yang dibuat, sehingga penulis merasa adanya rasa bosan terhadap pasangannya, tidak tahu lagi bagaimana perasaannya kepada pasangannya, karena semua hal dilakukan bersama tanpa adanya jarak dan waktu untuk sendiri, penulis lagu juga ingin memberitahu kepada pendengar untuk memberikan pemahaman bahwa kesendirian itu hal yang buruk dan menakutkan, bahkan waktu untuk sendiri diperlukan, terutama di dalam sebuah hubungan percintaan. Analisis semiotika terhadap lirik lagu “Ruang Sendiri” diperoleh tafsiran ‘makna kesendirian dalam sebuah hubungan, khususnya pada orang yang sedang dalam hubungan percintaan’. Makna kesendirian yang terkandung di dalam lirik lagu mengajarkan kita untuk dapat memberikan ruang kepada pasangan kita, di mana ruang dalam sebuah hubungan itu diperlukan dan merupakan sesuatu hal yang baik. Makna kesendirian pada lirik lagu yang dimaksud merupakan waktu untuk sendiri, tidak selalu bersama dengan pasangannya, dalam konteks hubungan percintaan, bahwa kesendirian memiliki makna positif dan dibutuhkan oleh orang yang menjalani hubungan pacaran tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Lagu Hati-Hati Di jalan Karya Tulus

  Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Lagu Hati-Hati Di jalan Karya Tulus Pendahuluan Berikut adalah tautan pembahasan mengenai Pen...