Analisis
Semiotika Roland Barthes Pada Lagu Hati-Hati Di jalan Karya Tulus
Pendahuluan
Berikut
adalah tautan pembahasan mengenai Pendahuluan dalam memahami Lagu Hati-Hati Di
Jalan Karya Tulus.
*Ini
taroh link blog pertama*
Metodologi
Berikut
adalah tautan pembahasan mengenai Metodologi dalam memahami Lagu Hati-Hati Di
Jalan Karya Tulus.
*Ini
taroh link blog Kedua*
Hasil
dan Pembahasan
Dalam
teori Roland Barthes, Barthes mengembangkan dua tingkatan petanda yang
menghasilkan makna yang bertingkat yaitu; denotasi (denotation) dan konotasi
(connotation). Makna denotasi merupakan makna sebenarnya, makna ini bersifat
langsung (lugas) yang bersifat obyektif, karena langsung menunjuk objeknya.
Makna konotasi merupakan kebalikan dari makna denotasi yang disebut dengan
makna kiasan, yang artinya dapat dijelaskan sebagai makna pada kata atau
kalimat sebagai perbandingan agar apa yang ditujukan menjadi lebih jelas dan
menarik. Sebagai sebuah sistem yang unik, mitos dibangun dari rangkaian makna
yang telah ada sebelumnya. Dalam kerangka Barthes, mitos terletak pada
tingkatan kedua (sign-signifier-signified). Mitos merupakan perkembangan dari
makna konotasi, ketika suatu tanda memiliki makna konotasi setelah itu
berkembang menjadi makna denotasi maka makna denotasi tersebut menjadi mitos.
Penelitian
ini menggunakan lirik lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus, yang
dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis
semiotika teori Roland Barthes untuk mengkaji makna denotasi, konotasi, dan
mitos. Sehingga makna dari lirik lagu yang terkandung dapat diketahui oleh para
pendengar dan masyarakat secara luas.
Dalam
penelitian ini, makna lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus membahas
tentang bagaimana pesan yang terkandung di dalamnya dapat menginspirasi dan
menyentuh hati para pendengarnya. Lirik lagu ini menggambarkan keinginan
seseorang untuk menemukan tempat khusus di dunia ini yang hanya kita kenal dan
dapat menjadi tempat pelarian dari kehidupan sehari-hari. Lagu ini mengajak
pendengar untuk menjelajahi suatu tempat dalam pikiran dan hati kita yang
memberikan sebuah ketenangan dan kehangatan yang unik.
Secara
metaforis, lagu ini dapat diartikan sebagai sebuah tempat dalam hubungan cinta
yang aman dan terlindungi, di mana hanya kita dan pasangan kita yang mengerti
dan merasakannya. Tempat ini memungkinkan kita untuk berbagi keintiman,
kejujuran, dan kedalaman emosi satu sama lain bersama pasangan tanpa batasan
atau rasa takut. Dengan demikian, lagu ini memberikan pesan tentang pentingnya
memiliki tempat yang spesial dalam hidup, di mana kita dapat merasa aman,
nyaman, dan terlindungi.
Makna
Denotasi
Dalam
makna denotasi menurut Roland Barthes, kalimat "Kukira kita akan bersama
Begitu banyak yang sama Latarmu dan latarku" mengungkapkan kerinduan untuk
menemukan tempat yang memberikan ketenangan dan kehangatan. Kerinduan ini
terlihat dalam perasaan kesepian dan kebingungan yang dialami oleh individu
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
makna denotasi, kalimat ini menggambarkan perasaan kesepian dan kebingungan
yang dialami oleh individu dalam kehidupan sehari-hari. Kerinduan untuk
menemukan tempat yang memberikan ketenangan dan kehangatan seperti rumah, yang
hanya kita kenal dan dapat menjadi tempat pelarian dari kehidupan sehari-hari,
terlihat dalam perasaan kesepian dan kebingungan yang dialami oleh individu.
Dalam
makna denotasi, kalimat ini mengungkapkan kerinduan untuk menemukan tempat yang
memberikan ketenangan dan kehangatan. Kerinduan ini terlihat dalam perasaan
kesepian dan kebingungan yang dialami oleh individu dalam kehidupan
sehari-hari.
Makna
Konotasi
Lirik
lainnya, seperti "Semoga rindu ini menghilang Konon katanya waktu
sembuhkan" mencerminkan rasa kehilangan dan keinginan untuk menemukan
stabilitas dan kedamaian dalam hidup, yang sesuai dengan konsep Roland Barthes
tentang "signifier" sebagai simbol yang mengandung makna yang lebih
dalam dan subjektif. Dalam hal ini, lirik lagu Hati-Hati Di Jalan Karya Tulus
dapat dianggap sebagai "signifier" yang merefleksikan rasa kehilangan
dan keinginan untuk menemukan tempat yang stabil dan memberikan ketenangan
dalam hidup, serta memberikan pesan tentang pentingnya memiliki tempat yang
stabil dan memberikan ketenangan dalam hidup.
Mitos
"Dalam
bait lirik 'Kau melanjutkan perjalananmu, Ku melanjutkan perjalananku'
menggambarkan sebuah nuansa yang menghadirkan kenangan indah dari masa lalu,
yang mampu memberikan penghiburan dan kekuatan di tengah tantangan masa depan
yang tak terduga. Menurut konsep mitos Roland Barthes, lirik ini dapat
diinterpretasikan sebagai pengalaman yang memungkinkan kita mengaitkan
pengalaman masa lalu dengan masa depan, menciptakan makna yang mendalam dan
stabil. Secara simbolis, lagu ini mengundang kita untuk mengeksplorasi
tempat-tempat yang hanya kita kenal, yang menjadi penanda pengalaman berharga
dari masa lalu yang memberi kekuatan dan kenyamanan di dalam perjalanan ke
depan."
Kesimpulan
Roland
Barthes mengemukakan bahwa terdapat tiga aspek makna yang harus dianalisis dari
sebuah ungkapan, yaitu: makna denotasi, yang merupakan makna sebenarnya
(terdapat dalam kamus); makna konotasi, yang merupakan makna yang bersifat
subjektif dan emosional dari pada makna denotasi; dan makna mitos, yang
memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku pada periode
tertentu. Makna ‘kesendirian’ pada lirik lagu dalam penelitian ini dianalisis
secara semiotika sesuai dengan pemikiran Roland Barthes tersebut. Peneliti
menganalisis makna ‘kesendirian’ yang terdapat pada lirik lagu Hati-Hati Di
Jalan Karya Tulus. melalui bait-bait di dalam lagu. Mitos yang didapat
berkaitan dengan kesendirian pada konteks hubungan pacaran, yaitu dibutuhkannya
waktu untuk sendiri, tidak harus selalu dengan pasangan, kesendirian juga
digambarkan sebagai sesuatu hal yang baik dalam sebuah hubungan pacaran. Makna
denotasi yang didapatkan dari lirik ini secara keseluruhan memiliki makna
mengenai suatu keadaan, pada saat penulis lagu menginginkan untuk merasakan
rasanya sendiri, bebas, dan tidak selalu ada dengan orang yang bersamanya.
Melalui
kesendirian tersebut, dapat muncul perasaan rindu yang sudah lama tidak
dirasakan. Makna konotasi yang didapatkan mengacu kepada sebuah hubungan
percintaan, yakni penulis lagu sebagai seorang yang sudah lama tidak merasakan
adanya kesendirian, kebebasan dalam melakukan kegiatan sehari-harinya. Penulis
lagu juga menggambarkan bahwa selama ini pasangannya selalu ada di dalam
keseharian nya, tidak ada jarak yang dibuat, sehingga penulis merasa adanya
rasa bosan terhadap pasangannya, tidak tahu lagi bagaimana perasaannya kepada
pasangannya, karena semua hal dilakukan bersama tanpa adanya jarak dan waktu
untuk sendiri, penulis lagu juga ingin memberitahu kepada pendengar untuk
memberikan pemahaman bahwa kesendirian itu hal yang buruk dan menakutkan, bahkan
waktu untuk sendiri diperlukan, terutama di dalam sebuah hubungan percintaan.
Analisis semiotika terhadap lirik lagu “Ruang Sendiri” diperoleh tafsiran
‘makna kesendirian dalam sebuah hubungan, khususnya pada orang yang sedang
dalam hubungan percintaan’. Makna kesendirian yang terkandung di dalam lirik
lagu mengajarkan kita untuk dapat memberikan ruang kepada pasangan kita, di
mana ruang dalam sebuah hubungan itu diperlukan dan merupakan sesuatu hal yang
baik. Makna kesendirian pada lirik lagu yang dimaksud merupakan waktu untuk
sendiri, tidak selalu bersama dengan pasangannya, dalam konteks hubungan
percintaan, bahwa kesendirian memiliki makna positif dan dibutuhkan oleh orang
yang menjalani hubungan pacaran tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar