KAJIAN
TEKNIK FOTOGRAFI DALAM EKSPLORASI BUDAYA BARU DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
ABSTRAK
Perkembangan
kamera dalam era digital telah memungkinkan masyarakat untuk mengeksplorasi
seni fotografi lebih dalam. Fotografi bukan sekadar hobi, melainkan juga
menjadi medium ekspresi yang mendalam. Era digital menghilangkan hambatan dalam
proses fotografi dengan mengeliminasi kebutuhan akan pemrosesan film dan
pencetakan foto, memungkinkan fotografer untuk fokus pada esensi pengambilan
gambar. Namun, pemahaman teknik eksposure tetap penting untuk memaksimalkan
potensi kreatif dalam fotografi. Fotografi telah berkembang dari alat bantu
melukis menjadi bentuk seni yang mandiri dan kuat, memungkinkan dokumentasi
seni pertunjukan dengan keindahan dan keakuratan yang luar biasa. Fotografi
juga memainkan peran penting dalam industri iklan cetak, di mana pengajaran
fotografi menjadi wajib di Perguruan Tinggi dengan Program Studi Desain
Komunikasi Visual (DKV). Meskipun demikian, fungsi dan makna dalam karya
fotografi tetap menjadi landasan utama dalam mendukung keberhasilan desain
komunikasi visual.
Topik
1 : Pengenalan Teknik Dasar
Literture
Review Jurnal 1
Penulis : Agnes Paulina Gunawan
Judul
: PENGENALAN TEKNIK DASAR FOTOGRAFI
Halaman : 1-10
Teori
:
Perkembangan
teknologi dan ide yang terjadi dalam bidang fotografi sangat berpengaruh
terhadap karakteristik dan hasil karya fotografi di jaman sekarang. Hal itu
terlihat baik dalam segi perkembangan mekanisme kamera, dari yang manual sampai
digital, maupun dari segi program atau perangkat lunak yang makin berkembang
untuk mengolah hasil fotografi. Namun, seiring dengan perkembangan dan
perubahan teknologi tersebut, pengetahuan mengenai teknik dasar fotografi
hingga saat ini masih sama dan masih bisa diaplikasikan ke semua jenis kamera
yang ada di pasaran. Sehingga tidak ada salahnya untuk mempelajari teori atau
teknik fotografi, sebab prinsip kerja dari semua kamera di pasaran masih
berdasar dengan teori dan prinsip dasar yang sama.
Berbeda
dengan beberapa aliran seni yang membutuhkan bakat atau waktu untuk latihan
keterampilan yang memadai untuk menghasilkan sebuah karya, dalam fotografi
semua orang pasti bisa langsung memotret asal memiliki kamera, terutama dengan
kecanggihan peralatan digital yang langsung bisa menampilkan hasil fotografi
dengan sangat cepat. Dengan segala kondisi inilah, seseorang sebaiknya
menguasai teknik dasar fotografi agar bisa menjadi fotografer yang mampu
menghasilkan foto yang baik dan berkualitas dengan keterampilan profesional.
Dengan tujuan menghasilkan hasil karya fotografi yang pasti bagus dan
berkualitas bukan dengan sistem coba-coba sampai berhasil mendapatkan hasil
sesuai keinginan saja.
Sebab
dengan segala kemudahan di era digital ini, banyak orang bisa memotret dengan
sistem untung-untungan. Dengan tampilan hasil foto yang langsung dapat dilihat
hasilnya, bila foto tersebut belum bagus atau belum sesuai dengan keinginan si
fotografer maka bisa langsung dihapus. Bila hasilnya masih belum memuaskan,
tinggal dihapus lagi dan memotret berulang sampai hasil yang diinginkan
didapatkan. Sehingga banyak didapati fotografer yang ternyata tidak menguasai
teori dan teknik fotografi namun bisa menghasilkan karya-karya yang bisa jadi
menarik dan memiliki nilai seni.
Namun
sangat disayangkan bila waktu dan memori kamera yang digunakan terbuang lebih
banyak karena proses untung-untungan tersebut. Jurnal ini membahas
teknik-teknik dasar pemahaman proses fotografi. Sehingga dengan menguasai
teknik dasar tersebut, fotografer sudah bisa memperkirakan hasil karya yang
diinginkan dengan menyesuaikan kondisi yang diamati langsung oleh indera
penglihatannya.
Metode
:
Penulisan
ini disusun sebagai hasil dari penelitian kualitatif dengan pendekatan melalui
metode studi literatur berdasarkan pengumpulan data melalui buku-buku mengenai
teknik dasar dalam fotografi dan sumber dari Internet mengenai teori-teori
dasar fotografi yang berkaitan dengan materi pembahasan. Ditambah lagi dari
hasil praktik dalam mata kuliah fotografi, dan tanya jawab mengenai
permasalahan umum yang paling sering dibahas oleh mahasiswa saat pemotretan
dengan berbagai kondisi saat praktik di awal perkuliahan.
Hasil
:
Dalam
bidang fotografi ada tiga hal penting yang harus selalu ada untuk mendapatkan
suatu karya foto, yaitu media rekam, media penyimpan, dan cahaya. Media rekam
di sini adalah kamera, media rekamnya adalah film, atau sekarang lebih banyak
yang memakai memory card. Akan teapi, aspek yang terpenting dalam fotografi
adalah cahaya. Bila tidak ada cahaya, karya fotografi tidak akan terbentuk.
Sesedikit apapun keberadaan cahaya dalam proses pembuatan karya fotografi pasti
bisa menghasilkan karya fotografi. Jika tidak ada cahaya sama sekali walaupun
seseorang memiliki media rekam dan media penyimpanan, tidak akan bisa
menghasilkan suatu karya foto. Sama seperti apabila seseorang berada di ruangan
yang gelap gulita, walaupun ruangan itu tertata dengan interior yang bagus
tetap tidak akan terlihat bila tidak ada cahaya sama sekali.
Bagaimana
seorang fotografer bisa menentukan seberapa banyak cahaya yang dibutuhkan dalam
suatu proses pemotretan, atau bagaimana dapat memotret dengan kondisi
pencahayaan yang seadanya sehingga bisa menghasilkan karya foto dengan
pencahayaan yang sesuai. Jurnal ini akan membahas tentang teknik dasar
fotografi yang berkaitan dengan fitur-fitur penting yang biasanya selalu
terdapat dalam sebuah kamera, yaitu diafragma (bukaan lensa), shutter speed
(kecepatan tirai rana), dan pengaturan ISO (kepekaan sebuah film)
Topik
2 : Pengenalan Teknik Dasar
Literture
Review Jurnal 2
Penulis : Prayanto Widyo Harsanto, FSR Institut Seni
Indonesia Yogyakarta
Judul
: FOTOGRAFI DALAM DESAIN KOMUNIKASI
VISUAL (DKV)
Halaman : 1-9
Teori
:
Pada
awalnya iklan cetak lebih banyak atau didominasi oleh tulisan dibanding
gambar/foto. Namun karena tuntutan pasar, kompetisi, dan perkembangan zaman
maka iklan cetak sebagai komunikasi visual mengharuskan untuk tampil memikat.
Sekarang foto pada iklan cetak tidak lagi sekadar pendukung teks saja, tetapi
menjadi kekuatan dan daya tarik pada suatu iklan.
Penemuan
teknik fotografi oleh Niepce dan Daguerre pada tahun 1839 menjadi penanda bahwa
alat ini sangat memungkinkan untuk menggantikan teknik-teknik ilustrasi yang
sebelumnya digunakan dalam iklan cetak. Setelah fotografi mulai populer dalam
masyarakat dan didukung dengan perkembangan teknologi grafika, maka unsur
gambar dengan teknik fotografi banyak digunakan untuk ilustrasi iklan cetak,
bahkan mulai menggeser peran gambar tangan sebagai elemen visual dalam iklan.
Menurut
sumber Direktorat Akademik, Dirjen Dikti tahun 2008/2009, Perguruan Tinggi di
Indonesia yang memiliki program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) untuk
program S-1 ada sebanyak 45 prodi, belum termasuk untuk jenjang D-1 dan D-3.
Hingga saat ini (tahun 2017) dapat diperkirakan bahwa program S-1 DKV sudah
lebih dari 50-an program studi di Indonesia. Jika dicermati pendidikan DKV
tidak hanya ada di Peguruan tinggi saja, saat ini DKV juga ada dan berkembang
pada tingkat/level sekolah menengah, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
mengalami perkembangan sangat cepat.
Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pentingnya mata
kuliah Fotografi di Perguruan Tinggi yang dimiliki prodi DKV di Indonesia saat
ini. Di samping itu, tulisan ini juga ingin menjawab pertanyaan bagaimana
pendidikan DKV dapat memberikan berkontribusi pada industri DKV sekaligus turut
memelihara profesi terkait DKV dalam suatu sinergi yang produktif.
Metode
:
Metode
yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan kualitatif melalui
kegiatan observasi, wawancara, dan studi literature untuk mendapatkan data
pendukung serta mencari kerangka teori guna menguatkan hasil penulisan. Dari
data dan kerangka teori yang diperoleh dilakukan analisis dengan membaca
kondisi nyata di lapangan.
Kajian
ini didasari atas respon penulis selaku dosen DKV dan sekaligus asesor BAN-PT
sejak 2006 dalam melihat fenomena yang ada di lapangan dan membaca secara
langsung terjadinya perubahan mengenai cara pandang/paradigma di dalam
pengajaran dan kurikulum yang diterapkan di program studi DKV khususnya untuk
mata kuliah Fotografi.
Hasil
:
Pasca
tahun 1990-an DKV mulai memasuki era teknologi digital yang merubah budaya
kerja di industri ini. Dari ketergantungan dengan kemampuan skill manual
manusia berubah menjadi serba komputerisasi. Semua keahlian tersebut dapat
digantikan oleh piranti lunak dan piranti keras komputer. Hal ini merupakan
salah satu yang merubah paradigma Perguruan Tinggi DKV lebih berkembang ke arah
digitalisasi.
Di
Indonesia saat ini Perguruan Tinggi DKV juga lebih menitikberatkan pada
penguasaan aplikasi komputer grafis. Pertumbuhan pendidikan DKV yang pesat juga
tidak lepas dari perkembangan teknologi dan media informasi. Fenomena ini
membuka peluang tumbuhnya profesi-profesi baru terkait dengan DKV yang pada
akhirnya meningkatkan permintaan akan jasa pendidikan DKV. DKV sebagai “seni
komunikasi” secara visual pada dasarnya lebih dekat dengan bidang seni rupa,
meskipun demikian secara profesi DKV merupakan perpaduan dari berbagai disiplin
ilmu/keahlian yang digunakan untuk menjawab kebutuhan komunikasi dan informasi,
baik komersial dan non komersial. Salah satu bidang keahlian DKV yang perlu
dipelajari adalah fotografi. Pengetahuan dan keterampilan fotografi sangat
penting dan sangat berguna sebagai bekal mahasiswa DKV yang dapat diterapkan
saat masih menempuh kuliah maupun setelah selesai studi/lulus.
Pengetahuan
dan keterampilan fotografi yang diajarkan di S-1, yang notabenenya akademis,
sebaiknya tidak sekadar bagaimana dapat mengoperasikan peralatan kamera dan
menggunakan peralatan yang lain (how to), akan tetapi juga sangat penting
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya konseptual dan riset
terkait kegiatan fotografi. Artinya bahwa fotografi adalah pekerjaan ilmiah
(akademis), karena membuat foto tidak hanya sekadar teknis melainkan mencari
suatu pemecahan atas persoalan yang harus dapat diatasi dan diuraikan secara
sistematis. Oleh karena itu, sebelum melakukan pemotretan fotografer perlu
terlebih dulu melakukan penelitian/riset tentang objek atau subjek yang akan
dibuat agar fotonya tersaji dengan baik dan mampu menjawab permasalahannya.
Komposisi mata kuliah fotografi di DKV untuk S1 yang memiliki beban 5-8 sks
dari keseluruhan 144- 148 sks harus dimanfaatkan secara maksimal untuk bekal
mahasiswa.
Di
era kamera digital, masyarakat memandang fotografi sebagai sesuatu yang mudah,
murah, dan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, dan inilah era digital
photography (digitalisasi fotografi). Meskipun peralatan fotografi saat ini
sangat canggih namun masih tetap diperlukan seseorang yang memiliki kemampuan
teknis dengan kepekaan estetis yang baik sebagai ‘man behind the camera’ dalam
menciptakan fotografi. Artinya keterampilan dan pengetahuan seni rupa seperti
menggambar, nirmana, kritik/tinjauan seni, sejarah sangat penting sebagai
landasan mengasah kepekaan dan konseptual dalam menciptakan karya foto
Topik
3 : Pengenalan Teknik Dasar
Literture
Review Jurnal 3
Penulis : Malik Fathurrohman
Judul
: SENI FOTOGRAFI SEBAGAI EKSPRESI BARU
BUDAYA
Halaman : 1-7
Teori
:
Pada
pertama kali penemuannya, fotografi lebih banyak digunakan sebagai alat untuk
membantu melukis karena dengan kemampuan reproduksi imaji dan presisi yang
tinggi menjadikan para pelukis tertarik untuk menggunakannya. Pro dan kontra
secara terus menerus muncul dalam perkembangan fotografi di dunia seni visual. Sebagai
media yang dapat terbilang baru, saat itu kehadiran fotografi di dunia ini
dianggap bisa mengakhiri masa kejayaan seni lukis yang sudah terlebih dahulu
muncul.
Sebagai
seni visual, fotografi berkembang melalui banyaknya dorongan para penggunanya
yang menggunakan medium fotografi dengan kesadaran yang melampaui akan fungsi
reproduksi fotografi semata. Fotografi terus berk kembang dengan keunikan dan
kekhasannya. Fotografi mengo laborasikan
berbagai aspek pendukung dalam penciptaannya. Mekanikal kamera, kemampuan
teknis penggunaan kamera, dan kemampuan mengolah ide, semuanya merupakan bagian
dari komposisi kreativi tas dalam penciptaan karya fotografi.
Dalam dunia fotografi ada istilah fotografer, yaitu orang yang melakukan eksekusi dalam komposisi mekanis agar cahaya dapat terekam secara baik dalam media kamera. Fotografer harus mampu menampilkan daya tarik, atau mengelola objek visual biasa hingga tampil dengan daya tarik khusus (ekspresi, suasana atau susunan artistik). Selanjutnya, fotografer harus mampu menempatkan objek pusat pandang. Hal ini mencakup bagaimana memilih objek, apakah objek yang dipilih cukup menarik, unik, dan apakah objek tampil dengan daya tarik yang istimewa, ekspresif atau sekadar rekaman ilustrasi atau dokumentasi.
Metode
:
Teknik
Seleksi DataProses seleksi data diperlukan agar lebih fokus pada pokok
permasalahan serta nantinya penelitian dapat berjalan dengan lebih
efektif dan efisien.
Data yang berhasil dikumpulkan selanjutnya akan diseleksi
berdasarkan materi pembahasan
sehingga didapatkan hasil penelitian
yang optimal. Reduksi
data dilakukan berdasarkan relevansi kajian karya foto
Sebastiao Salgado dengan aspek-aspek yang melingkupinya.
Teknik Sampling Banyaknya populasi dalam
peneliti-an ini menyulitkan
identifikasi untuk
menentukan jumlah sampel.
Hal ini menjadi dasar
pertimbangan untuk
menggunakan teknik testing Comfort Inspecting.
Hasil
:
Seni
adalah ekspresi dari pengalaman-pengalaman yang terpilih dari serangkaian
peristiwa, dari simbol gerakan ritmis hingga gambar realis dan abstrak.
Fotografi awalnya hanya sebagai dokumentasi, namun kini mampu mengekspresikan
visual artistik para pelaku seni pertunjukan dan memberi nilai tambah pada
kebudayaan melalui realisme fotonya. Fotografi menjadi media yang cepat dan
dinamis dalam mengekspresikan luapan emosi seni, menjawab tantangan kebudayaan
yang progresif. Dalam perkembangan teknologi saat ini, seni yang mengikuti
kemajuan zamannya adalah seni yang terbuka terhadap perkembangan teknologi.
Fotografi memungkinkan dokumentasi dinamika kebudayaan dengan tepat tanpa
kehilangan realitas, membuat momen tersebut abadi dalam waktu.
Daftar
Pustaka
Agnes,
Paulina Gunawan. (2010). pengenalan Teknik Dasar Fotografi.
Palmerah. Jakarta Barat.
Malik,
Fathurrahman. (2009). Seni Fotografi Sebagai Ekspresi Baru Budaya.
Cibiru, Universitas Pendidikan Indonesia.
Prayanto,
Widya Harsanto. (2017). Fotografi
Dalam Desain Komunikasi Visual. FSR Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar