Jumat, 12 Juli 2024

Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Lagu Hati-Hati Di jalan Karya Tulus

 

Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Lagu Hati-Hati Di jalan Karya Tulus


Pendahuluan

Berikut adalah tautan pembahasan mengenai Pendahuluan dalam memahami Lagu Hati-Hati Di Jalan Karya Tulus.

*Ini taroh link blog pertama*

 

Metodologi

Berikut adalah tautan pembahasan mengenai Metodologi dalam memahami Lagu Hati-Hati Di Jalan Karya Tulus.

*Ini taroh link blog Kedua*

 

Hasil dan Pembahasan

Dalam teori Roland Barthes, Barthes mengembangkan dua tingkatan petanda yang menghasilkan makna yang bertingkat yaitu; denotasi (denotation) dan konotasi (connotation). Makna denotasi merupakan makna sebenarnya, makna ini bersifat langsung (lugas) yang bersifat obyektif, karena langsung menunjuk objeknya. Makna konotasi merupakan kebalikan dari makna denotasi yang disebut dengan makna kiasan, yang artinya dapat dijelaskan sebagai makna pada kata atau kalimat sebagai perbandingan agar apa yang ditujukan menjadi lebih jelas dan menarik. Sebagai sebuah sistem yang unik, mitos dibangun dari rangkaian makna yang telah ada sebelumnya. Dalam kerangka Barthes, mitos terletak pada tingkatan kedua (sign-signifier-signified). Mitos merupakan perkembangan dari makna konotasi, ketika suatu tanda memiliki makna konotasi setelah itu berkembang menjadi makna denotasi maka makna denotasi tersebut menjadi mitos.

 

Penelitian ini menggunakan lirik lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus, yang dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis semiotika teori Roland Barthes untuk mengkaji makna denotasi, konotasi, dan mitos. Sehingga makna dari lirik lagu yang terkandung dapat diketahui oleh para pendengar dan masyarakat secara luas.

 

Dalam penelitian ini, makna lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus membahas tentang bagaimana pesan yang terkandung di dalamnya dapat menginspirasi dan menyentuh hati para pendengarnya. Lirik lagu ini menggambarkan keinginan seseorang untuk menemukan tempat khusus di dunia ini yang hanya kita kenal dan dapat menjadi tempat pelarian dari kehidupan sehari-hari. Lagu ini mengajak pendengar untuk menjelajahi suatu tempat dalam pikiran dan hati kita yang memberikan sebuah ketenangan dan kehangatan yang unik.

 

Secara metaforis, lagu ini dapat diartikan sebagai sebuah tempat dalam hubungan cinta yang aman dan terlindungi, di mana hanya kita dan pasangan kita yang mengerti dan merasakannya. Tempat ini memungkinkan kita untuk berbagi keintiman, kejujuran, dan kedalaman emosi satu sama lain bersama pasangan tanpa batasan atau rasa takut. Dengan demikian, lagu ini memberikan pesan tentang pentingnya memiliki tempat yang spesial dalam hidup, di mana kita dapat merasa aman, nyaman, dan terlindungi.

 

Makna Denotasi

Dalam makna denotasi menurut Roland Barthes, kalimat "Kukira kita akan bersama Begitu banyak yang sama Latarmu dan latarku" mengungkapkan kerinduan untuk menemukan tempat yang memberikan ketenangan dan kehangatan. Kerinduan ini terlihat dalam perasaan kesepian dan kebingungan yang dialami oleh individu dalam kehidupan sehari-hari.

 

Dalam makna denotasi, kalimat ini menggambarkan perasaan kesepian dan kebingungan yang dialami oleh individu dalam kehidupan sehari-hari. Kerinduan untuk menemukan tempat yang memberikan ketenangan dan kehangatan seperti rumah, yang hanya kita kenal dan dapat menjadi tempat pelarian dari kehidupan sehari-hari, terlihat dalam perasaan kesepian dan kebingungan yang dialami oleh individu.

 

Dalam makna denotasi, kalimat ini mengungkapkan kerinduan untuk menemukan tempat yang memberikan ketenangan dan kehangatan. Kerinduan ini terlihat dalam perasaan kesepian dan kebingungan yang dialami oleh individu dalam kehidupan sehari-hari.

 

Makna Konotasi

Lirik lainnya, seperti "Semoga rindu ini menghilang Konon katanya waktu sembuhkan" mencerminkan rasa kehilangan dan keinginan untuk menemukan stabilitas dan kedamaian dalam hidup, yang sesuai dengan konsep Roland Barthes tentang "signifier" sebagai simbol yang mengandung makna yang lebih dalam dan subjektif. Dalam hal ini, lirik lagu Hati-Hati Di Jalan Karya Tulus dapat dianggap sebagai "signifier" yang merefleksikan rasa kehilangan dan keinginan untuk menemukan tempat yang stabil dan memberikan ketenangan dalam hidup, serta memberikan pesan tentang pentingnya memiliki tempat yang stabil dan memberikan ketenangan dalam hidup.

 

Mitos

"Dalam bait lirik 'Kau melanjutkan perjalananmu, Ku melanjutkan perjalananku' menggambarkan sebuah nuansa yang menghadirkan kenangan indah dari masa lalu, yang mampu memberikan penghiburan dan kekuatan di tengah tantangan masa depan yang tak terduga. Menurut konsep mitos Roland Barthes, lirik ini dapat diinterpretasikan sebagai pengalaman yang memungkinkan kita mengaitkan pengalaman masa lalu dengan masa depan, menciptakan makna yang mendalam dan stabil. Secara simbolis, lagu ini mengundang kita untuk mengeksplorasi tempat-tempat yang hanya kita kenal, yang menjadi penanda pengalaman berharga dari masa lalu yang memberi kekuatan dan kenyamanan di dalam perjalanan ke depan."

 

Kesimpulan

Roland Barthes mengemukakan bahwa terdapat tiga aspek makna yang harus dianalisis dari sebuah ungkapan, yaitu: makna denotasi, yang merupakan makna sebenarnya (terdapat dalam kamus); makna konotasi, yang merupakan makna yang bersifat subjektif dan emosional dari pada makna denotasi; dan makna mitos, yang memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku pada periode tertentu. Makna ‘kesendirian’ pada lirik lagu dalam penelitian ini dianalisis secara semiotika sesuai dengan pemikiran Roland Barthes tersebut. Peneliti menganalisis makna ‘kesendirian’ yang terdapat pada lirik lagu Hati-Hati Di Jalan Karya Tulus. melalui bait-bait di dalam lagu. Mitos yang didapat berkaitan dengan kesendirian pada konteks hubungan pacaran, yaitu dibutuhkannya waktu untuk sendiri, tidak harus selalu dengan pasangan, kesendirian juga digambarkan sebagai sesuatu hal yang baik dalam sebuah hubungan pacaran. Makna denotasi yang didapatkan dari lirik ini secara keseluruhan memiliki makna mengenai suatu keadaan, pada saat penulis lagu menginginkan untuk merasakan rasanya sendiri, bebas, dan tidak selalu ada dengan orang yang bersamanya.

 

Melalui kesendirian tersebut, dapat muncul perasaan rindu yang sudah lama tidak dirasakan. Makna konotasi yang didapatkan mengacu kepada sebuah hubungan percintaan, yakni penulis lagu sebagai seorang yang sudah lama tidak merasakan adanya kesendirian, kebebasan dalam melakukan kegiatan sehari-harinya. Penulis lagu juga menggambarkan bahwa selama ini pasangannya selalu ada di dalam keseharian nya, tidak ada jarak yang dibuat, sehingga penulis merasa adanya rasa bosan terhadap pasangannya, tidak tahu lagi bagaimana perasaannya kepada pasangannya, karena semua hal dilakukan bersama tanpa adanya jarak dan waktu untuk sendiri, penulis lagu juga ingin memberitahu kepada pendengar untuk memberikan pemahaman bahwa kesendirian itu hal yang buruk dan menakutkan, bahkan waktu untuk sendiri diperlukan, terutama di dalam sebuah hubungan percintaan. Analisis semiotika terhadap lirik lagu “Ruang Sendiri” diperoleh tafsiran ‘makna kesendirian dalam sebuah hubungan, khususnya pada orang yang sedang dalam hubungan percintaan’. Makna kesendirian yang terkandung di dalam lirik lagu mengajarkan kita untuk dapat memberikan ruang kepada pasangan kita, di mana ruang dalam sebuah hubungan itu diperlukan dan merupakan sesuatu hal yang baik. Makna kesendirian pada lirik lagu yang dimaksud merupakan waktu untuk sendiri, tidak selalu bersama dengan pasangannya, dalam konteks hubungan percintaan, bahwa kesendirian memiliki makna positif dan dibutuhkan oleh orang yang menjalani hubungan pacaran tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

Metodologi Pada Lagu Hati-Hati Di jalan Karya Tulus

 

Metodologi Pada Lagu Hati-Hati Di jalan Karya Tulus


 


Pendahuluan

Berikut adalah tautan pembahasan mengenai Pendahuluan dalam memahami Lagu Hati-Hati Di Jalan Karya Tulus.

https://raproject68.blogspot.com/2024/05/analisis-lagu-hati-hati-dijalan-karya.html

 

Metodologi

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan merupakan metode pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang berfokus pada pengumpulan data yang mendalam dan interpretatif. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti fenomena alamiah, di mana peneliti berperan sebagai instrumen kunci dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikan makna lirik lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus.

 

Dengan demikian, penelitian ini tidak berfokus pada generalisasi, melainkan pada pengungkapan makna yang terkait dengan lirik lagu tersebut. Dalam penelitian ini, data diperoleh dari berbagai sumber. Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis dapat menjabarkan komponen yang akan diteliti menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes yang digunakan untuk memfokuskan sebuah makna denotasi, konotasi, serta mitos yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Teknik yang peneliti gunakan adalah teknik analisis data dengan cara menerjemahkan terlebih dahulu seluruh lirik lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus ke dalam bahasa Indonesia dalam bentuk tabel yang bertujuan untuk mempermudah penelitian dalam menganalisis makna yang terdapat pada setiap bait kalimat lirik lagu "Hati-Hati Di Jalan" karya Tulus.

Senin, 10 Juni 2024

LITERATURE REVIEW

 

1.     Penulis Jurnal           : Eka Titi Andaryani 

     Judul Jurnal              : PENGARUH MUSIK DALAM MENINGKATKAN MOOD BOOSTER MAHASISWA 

     Halaman Jurnal        : 1- 7

Tujuan

Musik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia dan dapat memberikan kekuatan mentalitas yang baik bagi pendengarnya. Orang yang mendengarkan musik akan memiliki mental yang kuat, emosi yang tenang, hidup lebih nyaman dan santai, serta menjadikan hidup mereka lebih percaya diri dengan berkembangnya intelektual serta pengetahuan bagi mereka. Musik juga dapat mempengaruhi penurunan depresi pada mahasiswa. Hal ini dibuktikan oleh Lerik & Prawitasari (2005) yang meneliti sekelompok mahasiswa yang mengalami depresi. Hasilnya, musik sebagai media terapi mampu menurunkan tingkat depresi setelah pelaksanaan satu bulan. Musik yang dipakai pun dalam menurunkan gangguan neurotik, salah satunya kecemasan, dapat bermacam-macam. Musik yang dapat memberikan ketenangan dan kedamaian adalah musik dengan tempo yang lebih lambat (Rachmawati, 2005).

Metode

Musik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia dan dapat memberikan kekuatan mentalitas yang baik bagi pendengarnya. Orang yang mendengarkan musik akan memiliki mental yang kuat, emosi yang tenang, hidup lebih nyaman dan santai, serta menjadikan hidup mereka lebih percaya diri dengan berkembangnya intelektual serta pengetahuan bagi mereka. Musik akan bermanfaat bagi siapa saja yang mendengarkannya, entah itu anak-anak, orang dewasa, maupun orang tua. Bahkan dalam proses perkembangan janin dan bayi, musik juga sangat bermanfaat bagi mereka. Seseorang yang gemar dan hobi mendengarkan musik akan mendapatkan manfaat yang luar biasa, baik secara fisik maupun psikologis. Musik sendiri merupakan salah satu seni yang melukiskan pemikiran dan perasaan manusia lewat keindahan suara dengan konsep dan teknik tertentu. Di dalam bukunya, "Great Book About Music," Al-Farabi mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang/nyaman, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual, dan menyembuhkan gangguan psikosomatik.

 

Hasil Penelittian

Mood booster adalah sesuatu yang dapat mengubah suasana hati atau kondisi perasaan seseorang untuk menjadi lebih bersemangat dalam mengerjakan sesuatu. Mood booster dapat berupa apa saja, baik benda maupun makhluk hidup. Mood booster berupa benda misalnya buku, alat musik, gadget, dan lainnya. Ada seseorang yang berubah menjadi lebih bersemangat setelah membaca buku favoritnya, ada juga yang merasa lebih baik ketika memainkan alat musik kesukaannya seperti gitar, piano, biola, dan sebagainya.

 

Kedua, mood booster berupa makhluk hidup seperti seseorang yang menjadi lebih bersemangat ketika menghabiskan waktu bersama hewan kesayangannya, seperti kucing, anjing, atau kelinci. Selain hewan, mood booster yang sangat ampuh adalah perhatian dari seseorang yang dicintai. Seseorang cenderung akan lebih bersemangat ketika mendapat dukungan atau dorongan dari orang yang ia sayangi. Perhatian ini bisa berasal dari keluarga, teman, atau kekasih hati. Semangat yang diberikan oleh orang-orang ini akan lebih cepat mengembalikan mood orang yang sedang lelah, baik hati maupun pikiran.

 

Selain kedua hal di atas, musik dapat menjadi mood booster bagi orang yang sedang mengalami stres atau depresi. Terbukti dengan adanya terapi musik yang sudah mulai dilakukan. Musik yang dimaksud tidak hanya musik yang bersumber dari permainan alat musik, tetapi juga suara manusia yang merupakan alat paling ampuh untuk mengubah kepedihan dan rasa sakit dalam diri seseorang (Efek Mozart 2001:195).

 

Dalam pikiran seseorang, ada satu kekuatan yang disebut kekuatan pembayangan atau imaji. Musik meningkatkan kekuatan pembayangan, melipatgandakan dampak fisik, mental, dan spiritual. Musik dapat menciptakan imaji, menangkap imaji ke dalam jaringannya, dan mengkaitnya agar dapat dianalisis dalam sekejap serta dipanggil kembali (Efek Mozart 2001:195).

 

Memainkan musik ataupun aktivitas lain yang berhubungan dengan musik seperti mendengarkan lagu-lagu atau bernyanyi dapat menurunkan tingkat depresi atau stres. Menurut Gray & Smeltzer (1990) dalam Agoes (2003), stres adalah munculnya reaksi psikologis yang membuat seseorang merasa tegang atau cemas dan yang disebabkan ketidakmampuan mengatasi atau meraih tuntutan atau keduanya.

 

Salah satu tanda stres adalah mood: over excited, perasaan bimbang, sulit tidur, mudah bingung dan lupa, kurang konsentrasi, rasa tidak nyaman dan gelisah, serta gugup. Dr. Robert J. Van Amberg (1979) dalam Agoes (2003) dalam penelitiannya menyatakan tahapan-tahapan stres. Beliau mengatakan bahwa stres dibagi menjadi enam tahap. Mahasiswa umumnya mengalami stres tahap I, yaitu tahap stres yang paling ringan. Tahap ini ditandai dengan perasaan semangat bekerja yang besar dan berlebihan, penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan pula.

 

Stres ringan ini adalah stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur, biasanya dirasakan oleh setiap orang, misalnya: lupa, kebanyakan tidur, kemacetan, dikritik. Situasi seperti ini biasanya berakhir dalam beberapa menit atau beberapa jam dan biasanya tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.

 

Depresi atau stres ringan yang umum dialami oleh mahasiswa juga diakibatkan karena kondisi perasaan yang labil. Menurut Max Scheber (dalam Rifa’i dan Anni, 2012:54), definisi perasaan dibagi menjadi empat:

 

Perasaan Penginderaan yakni berkaitan dengan panca indera

Perasaan Vital yaitu perasaan yang berkaitan dengan kondisi jasmani

Perasaan Psikis yaitu perasaan yang menyebabkan perubahan psikis

Perasaan Pribadi yaitu perasaan yang dialami oleh seseorang secara pribadi

Dalam hal ini, definisi perasaan yang berhubungan dengan depresi atau stres adalah perasaan yang bersumber dari perasaan secara psikis. Perasaan secara psikis menyebabkan perubahan psikis, misalnya perasaan senang, perasaan sedih, perasaan marah, dan lain sebagainya. Berkaitan dengan perasaan secara psikis, hal ini juga berkaitan dengan apa yang dinamakan emosi.

 

Kajian tentang emosi dalam sudut pandang terapi adalah stimulus atau respon yang mengaktifkan berbagai perasaan. Berdasarkan penelitian neurosains, separuh dari otak manusia memiliki tugas untuk memproses berbagai aspek dari pengalaman musikal. Lalu bagaimana musik dapat berpengaruh terhadap perasaan yang menyebabkan depresi?

 

Beberapa rekomendasi lagu yang dapat digunakan sebagai mood booster di pagi hari agar lebih semangat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari:

 

1. Problem – Ariana Grande ft. Iggy Azalea

2. Ain’t No Mountain High Enough – Marvin Gaye & Tammi Terrell

3. Get Up, Stand Up – Bob Marley

4. Money On My Mind – Sam Smith

5. Latch – Disclosure ft. Sam Smith

6. Something Special – Colbie Caillat

7. On Top of The World – Imagine Dragons

Selain lagu-lagu berbahasa Inggris di atas, lagu Indonesia juga tidak kalah membuat kita lebih semangat menjalani hari, seperti lagu berikut:

 

1.Laskar Pelangi – Nidji

2.Jangan Menyerah – D' Masiv

3.Ini Waktunya – Ballads of The Cliche

4.Selamat Pagi – RAN

Untuk memperbaiki mood di pagi hari, kita juga dapat mendengarkan lagu-lagu favorit kita. Lagu favorit biasanya lebih mampu mengubah perasaan kita dari yang kurang bersemangat menjadi lebih bersemangat. Lagu favorit juga dapat didengarkan sesuai dengan keinginan dan pada waktu yang diinginkan pula.

 

Secara tidak sadar maupun sadar, lagu-lagu atau musik sangat memengaruhi kondisi pikiran dan perasaan seseorang. Lagu terdiri atas musik pengiring dan lirik lagu, keduanya dapat memengaruhi mood dan pikiran seseorang. Ketika lagu berisi lirik kata-kata yang membuat semangat seperti “Let it go ... Let it go ...” atau “Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia”, lirik lagu-lagu di atas dapat menimbulkan motivasi tersendiri bagi pendengarnya. Begitu pula dengan lirik lagu yang membuat perasaan menjadi sendu, biasanya lagu-lagu mellow dapat membuat pikiran dan perasaan pendengarnya seperti merasakan apa yang ada dalam lagu tersebut. Lirik lagu dapat memberikan sugesti positif kepada pendengarnya maupun sugesti negatif.

 

Selain lirik, iringan lagu juga dapat menyebabkan perubahan pada kondisi pikiran dan perasaan seseorang. Lagu dengan tempo lambat biasanya akan membuat pendengarnya terharu bahkan sedih. Sedangkan lagu-lagu yang dibilang nge-beat sebagian besar dapat mengubah mood seseorang menjadi lebih bersemangat. Begitulah musik dapat memengaruhi mood dan menjadi mood booster atau penyemangat bagi seseorang.

 

Kesimpulan

Ada banyak hal yang membuat manusia, khususnya mahasiswa, menjadi depresi, karena kita tahu bahwa yang namanya hidup pasti ada masalah. Masalah akan memengaruhi jiwa dan kondisi emosional seseorang yang mengalaminya. Ketika seseorang tidak bisa meredam diri terhadap permasalahan yang dia alami, maka akan terjadi ledakan emosi yang dapat menyebabkan depresi tinggi atau stres.

 

Berdasarkan beberapa studi, musik terbukti dapat memengaruhi pikiran dan perasaan manusia. Musik dapat memberikan energi-energi positif ketika kita sedang dilanda kepenatan dalam menghadapi suatu permasalahan. Musik dapat dijadikan mood booster saat jenuh, baik dengan mendengarkan dan menikmati musik saja ataupun memainkan alat musik dan bernyanyi secara langsung. Keduanya mampu mengubah kondisi pikiran dan perasaan yang sedang dialami.

 

2.     Penulis Jurnal           : Ramadhani Dwi Fitri 

      Judul Jurnal              : PENGARUH MUSIK TERHADAP MOOD DAN EMOSI PERAN MUSIK DALAM KESEHATAN MENTAL 

      Halaman Jurnal        : 1- 14

 

Tujuan

Pengaruh musik terhadap mood dan emosi telah menjadi subjek penelitian yang menarik dalam psikologi dan ilmu musik. Musik memiliki kemampuan unik untuk memengaruhi suasana hati dan emosi seseorang, baik secara positif maupun negatif. Penelitian telah menunjukkan bahwa musik dapat memicu perubahan dalam mood individu, meningkatkan perasaan positif seperti kebahagiaan, ketenangan, atau kegembiraan, serta mengurangi tingkat stres dan kecemasan.

Karakteristik musik, seperti tempo, melodi, harmoni, dan lirik, dapat berkontribusi pada efeknya terhadap mood dan emosi seseorang. Musik yang lambat dan tenang cenderung menenangkan, sementara musik dengan tempo cepat dan ritme yang kuat dapat meningkatkan energi dan kegembiraan. Selain itu, lirik musik juga dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap interpretasi dan emosi yang dipicu oleh lagu tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa respons terhadap musik bersifat individual dan dipengaruhi oleh preferensi pribadi, pengalaman hidup, dan konteks budaya. Musik juga dapat digunakan sebagai alat terapi untuk mengelola emosi dan meningkatkan kesehatan mental. Terapi musik telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala depresi, kecemasan, dan stres, serta membantu individu dalam mengatasi trauma dan kesulitan emosional.

 

Namun demikian, pengaruh musik juga dapat bervariasi tergantung pada keadaan emosional individu saat mendengarkan musik. Musik yang dipilih saat sedang sedih atau stres dapat memperkuat perasaan tersebut, sementara musik yang dipilih saat senang atau tenang dapat meningkatkan perasaan positif. Oleh karena itu, penting untuk memilih musik dengan bijaksana sesuai dengan keadaan emosi yang diinginkan.

Meskipun pengaruh musik terhadap mood dan emosi dapat sangat bermanfaat bagi kesehatan mental, penting untuk memperhatikan potensi dampak negatifnya. Beberapa jenis musik yang agresif atau melankolis dapat memicu perasaan negatif atau meningkatkan tingkat kecemasan bagi beberapa individu. Oleh karena itu, penting untuk mengenali reaksi individu terhadap jenis musik tertentu dan menggunakannya dengan bijaksana.

Secara keseluruhan, pengaruh musik terhadap mood dan emosi adalah area penelitian yang menarik dan kompleks dalam psikologi. Memahami bagaimana musik memengaruhi suasana hati dan emosi seseorang dapat membantu kita menggunakan musik secara lebih efektif sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional.

 

Metode

Metode yang dapat digunakan untuk mempelajari pengaruh musik terhadap mood dan emosi serta penerapannya dalam konteks kesehatan mental dapat meliputi beberapa langkah sebagai berikut:

1. Desain Penelitian: Langkah pertama adalah merancang penelitian yang sesuai untuk menginvestigasi pengaruh musik terhadap mood dan emosi. Ini melibatkan pemilihan sampel yang representatif, penggunaan instrumen yang valid dan reliabel untuk mengukur variabel mood dan emosi, serta perencanaan kontrol terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi hasil penelitian.

2. Pemilihan Musik: Langkah selanjutnya adalah memilih jenis musik yang akan digunakan dalam penelitian. Ini dapat mencakup berbagai genre musik, tempo, dan karakteristik lainnya yang dapat mempengaruhi mood dan emosi individu. Penting untuk memperhitungkan preferensi musik subjek penelitian serta konteks budaya dan sosial mereka.

3. Pengumpulan Data: Data mengenai mood dan emosi subjek penelitian dapat dikumpulkan menggunakan berbagai metode, seperti kuesioner, wawancara, atau observasi langsung. Selain itu, teknologi pemantauan fisiologis seperti deteksi denyut jantung atau aktivitas otak juga dapat digunakan untuk mengukur respons fisiologis terhadap musik.

4. Analisis Data: Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mengevaluasi pengaruh musik terhadap mood dan emosi subjek penelitian. Ini dapat melibatkan penggunaan teknik statistik untuk mengidentifikasi pola-pola atau hubungan antara jenis musik tertentu dan respons mood atau emosi.

5. Interpretasi Hasil: Hasil analisis kemudian diinterpretasikan untuk memahami dampak musik terhadap kesehatan mental. Ini melibatkan evaluasi terhadap efek positif dan negatif dari jenis musik tertentu, serta identifikasi faktor-faktor yang memoderasi atau mengubah respons individu terhadap musik.

6. Penerapan Klinis: Temuan penelitian dapat digunakan untuk mengembangkan intervensi atau terapi musik yang dapat membantu individu mengelola mood dan emosi mereka dengan lebih efektif. Ini dapat melibatkan penggunaan musik dalam sesi terapi atau pelatihan keterampilan regulasi emosi, serta integrasi musik dalam program-program perawatan kesehatan mental yang lebih luas.

7. Evaluasi dan Revisi: Langkah terakhir adalah mengevaluasi efektivitas intervensi atau terapi musik yang telah dikembangkan dan merevisi pendekatan yang digunakan berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Proses ini dapat melibatkan pengumpulan umpan balik dari peserta atau profesional kesehatan mental yang terlibat dalam implementasi intervensi tersebut.

Dengan menggunakan metode ini, penelitian tentang pengaruh musik terhadap mood dan emosi dapat memberikan wawasan yang berharga tentang potensi musik sebagai alat untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan individu.

 

Hasil Penelitian

Penting untuk memperhatikan "interaksi antara musik dan kondisi kesehatan mental." Beberapa penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memperbaiki gejala kesehatan mental, seperti depresi atau kecemasan, sementara dalam kasus lain, musik dapat menjadi sumber stres atau kecemasan yang lebih besar. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana interaksi antara musik dan kondisi kesehatan mental individu dapat mempengaruhi respons emosional mereka. Selanjutnya, "kontrol diri" juga menjadi faktor penting dalam pengaruh musik terhadap kesehatan mental. Kemampuan seseorang untuk mengontrol respons emosional mereka terhadap musik dapat memengaruhi dampaknya terhadap kesejahteraan mental mereka.

 

Kemampuan untuk memilih musik yang sesuai dengan kebutuhan atau mengelola respons emosional yang muncul dapat membantu individu merasa lebih seimbang secara emosional. "Peran musik dalam kesehatan mental" adalah konsep penting yang perlu dipahami secara menyeluruh. Musik memiliki potensi untuk menjadi alat yang kuat dalam meningkatkan kesejahteraan mental, tetapi juga dapat menjadi sumber stres atau kecemasan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan bagaimana musik digunakan dan diintegrasikan dalam praktik kesehatan mental secara keseluruhan.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, pengaruh musik terhadap kesehatan mental merupakan bidang penelitian yang kompleks dan multifaset. Musik memiliki kemampuan unik untuk memengaruhi suasana hati, memicu respons emosional, dan memberikan kenyamanan atau dukungan dalam situasi yang menantang. Namun, pengaruh musik tidak selalu bersifat positif, dan efeknya dapat bervariasi tergantung pada preferensi individu, konteks sosial, dan kondisi kesehatan mental seseorang. Dalam kesimpulan, penting untuk memperhatikan konteks dan karakteristik individu dalam penggunaan musik sebagai alat untuk memperbaiki kesehatan mental.

 

Terapi musik, penggunaan musik yang terarah, dan pemahaman akan interaksi antara musik dan kondisi kesehatan mental dapat membantu dalam meningkatkan efektivitas intervensi dan perawatan yang berkaitan dengan musik. Selain itu, penting juga untuk terus melakukan penelitian yang mendalam untuk lebih memahami mekanisme dan implikasi pengaruh musik terhadap kesehatan mental agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi individu yang membutuhkannya.

 

3.     Penulis Jurnal           : Rizky Febry Lubis 

      Judul Jurnal              : STUDI PSIKOLOGIS TENTANG PENGARUH MUSIK TERHADAP MOOD DAN EMOSI 

      Halaman Jurnal        : 1- 11

Tujuan

Musik memiliki kekuatan unik untuk memengaruhi mood dan emosi seseorang. Penelitian psikologis ini bertujuan untuk memahami secara lebih mendalam bagaimana berbagai elemen musik, seperti melodi, ritme, dan harmoni, dapat memicu respons emosional pada tingkat individu. Metode penelitian eksperimental digunakan untuk mengukur dampak musik terhadap mood dan emosi peserta. Penelitian ini melibatkan serangkaian eksperimen di mana peserta didorong untuk mendengarkan berbagai jenis musik dengan karakteristik yang berbeda. Melalui pengumpulan data subjektif dan objektif, seperti kuesioner dan pengukuran aktivitas otak, penelitian ini mencoba mengidentifikasi pola korelasi antara jenis musik tertentu dan perubahan mood atau respons emosional yang dihasilkan.

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa musik memiliki potensi signifikan untuk memodulasi perasaan dan emosi seseorang. Faktor seperti tempo, tonalitas, dan lirik dapat berperan dalam menghasilkan pengaruh yang berbeda pada mood dan emosi. Selain itu, variabilitas individual dalam preferensi musik juga memainkan peran penting dalam menentukan respons emosional. Penelitian ini memberikan wawasan lebih lanjut tentang aplikasi potensial musik dalam konteks psikologis, seperti penggunaannya dalam terapi emosional dan manajemen stres. Implikasi praktis dari temuan ini dapat membantu pengembangan pendekatan yang lebih terarah dalam menggunakan musik sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan emosional dan mental individu.

 

Metode

Metode penelitian yang cermat dan terstruktur merupakan landasan kritis untuk menggali lebih dalam tentang kompleksitas pengaruh musik terhadap mood dan emosi. Dalam upaya untuk merinci pengaruh variabel musik yang berkaitan dengan melodi, ritme, dan tonalitas, penelitian ini menerapkan desain eksperimental yang memadukan kelompok eksperimental dan kontrol. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk mengevaluasi secara objektif perubahan mood dan emosi seiring waktu, memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang korelasi antara jenis musik dan respons psikologis.

Dalam pemilihan partisipan, perhatian khusus diberikan untuk memastikan representasi yang beragam dalam sampel, mencakup preferensi musik dan latar belakang demografis. Setiap kelompok eksperimental akan dihadapkan pada stimulus musik tertentu, yang dipilih dengan hati-hati untuk mencakup keragaman elemen musik yang relevan. Pengukuran mood dan emosi sebelum dan sesudah sesi mendengarkan musik, baik melalui kuesioner subjektif maupun pengukuran objektif, akan memberikan pemahaman holistik tentang respons psikologis terhadap musik.

Data yang dikumpulkan akan mengalami analisis statistik yang cermat untuk mengeksplorasi perbedaan signifikan antara kelompok eksperimental dan kontrol. Faktor variabilitas individual dan preferensi musik akan diperhitungkan dalam interpretasi hasil, memungkinkan kita untuk membentuk pemahaman yang lebih kaya dan kontekstual tentang bagaimana musik memengaruhi mood dan emosi individu. Dengan pendekatan ini, penelitian ini bertujuan memberikan kontribusi yang berharga dalam pemahaman psikologis terhadap peran musik dalam membentuk pengalaman emosional manusia.

 

Hasil Penelitian

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa musik tidak hanya memengaruhi mood dan emosi secara umum, tetapi juga dapat memberikan efek yang berbeda-beda pada individu berdasarkan preferensi musik mereka. Faktor seperti tempo yang cepat atau lambat, harmoni yang kompleks atau sederhana, dan lirik yang bersifat positif atau melankolis, semuanya memiliki dampak unik terhadap respons emosional. Hal ini menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan preferensi musik individu dalam pengembangan intervensi atau terapi berbasis musik.

 

Dalam konteks terapi emosional, temuan ini memberikan dasar untuk mendukung pengembangan pendekatan yang disesuaikan secara personal. Terapis dapat mengintegrasikan pemahaman tentang preferensi musik dan karakteristik musik yang paling efektif dalam membantu klien mengelola emosi mereka. Selain itu, penerapan hasil penelitian ini dapat membantu mengembangkan program terapi musik yang lebih presisi, termasuk playlist khusus yang dapat digunakan dalam konteks terapeutik.

 

Namun, perlu diakui bahwa pengaruh musik terhadap mood dan emosi bersifat kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor kontekstual. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut mungkin perlu mengeksplorasi variabel tambahan, seperti lingkungan mendengarkan, keadaan emosional awal individu, dan interaksi sosial yang mungkin memperkuat atau memodulasi efek musik.

 

Secara keseluruhan, penelitian ini tidak hanya memberikan pemahaman lebih mendalam tentang korelasi antara musik dan psikologi, tetapi juga membuka pintu untuk pengembangan intervensi yang lebih terarah dan kontekstual dalam mendukung kesejahteraan emosional individu. Dengan terus menggali aspek-aspek ini, kita dapat memperkaya pandangan kita tentang peran musik dalam membentuk pengalaman dan respons emosional manusia.

 

Kesimpulan

Dalam mengakhiri penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa musik bukan hanya sekadar bentuk seni yang dinikmati secara estetis, tetapi juga merupakan alat yang kuat dalam mengelola dan memoderasi keadaan emosional. Temuan penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas respons emosional individu terhadap musik, menekankan pentingnya mempertimbangkan faktor variabilitas individual dan preferensi musik dalam pendekatan terapeutik.

 

Penerapan hasil penelitian ini dalam konteks terapi emosional dan manajemen stres dapat membuka peluang baru untuk pengembangan intervensi yang lebih efektif dan terpersonal. Terapis dapat memanfaatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang jenis musik yang paling memengaruhi klien secara positif, menciptakan pengalaman musik yang lebih terarah dan relevan dengan kebutuhan emosional individu.

 

Meskipun demikian, penelitian ini juga menggarisbawahi kompleksitas hubungan antara musik dan emosi, mengingat pengaruh yang dapat dipengaruhi oleh konteks dan variabel tambahan. Oleh karena itu, penelitian mendatang dapat mengeksplorasi lebih lanjut faktor-faktor tersebut untuk menyempurnakan pemahaman kita terhadap dinamika musik dalam merangsang perubahan emosional.

 

Keseluruhan, penelitian ini tidak hanya memberikan sumbangan penting dalam literatur psikologi, tetapi juga menghadirkan potensi praktis dalam meningkatkan kesejahteraan emosional individu melalui pemanfaatan musik secara lebih terarah dan kontekstual. Dengan melanjutkan eksplorasi ini, kita dapat terus memperkaya pengetahuan kita tentang peran unik musik dalam memodulasi dan merangsang pengalaman emosional manusia.

 

4.     Penulis Jurnal           : Lailatul Izzah, Rahmawati, Hilyatul Humairoh 

      Judul Jurnal              : PENGARUH MENDENGARKAN MUSIK TERHADAP MOOD BELAJAR PADA MAHASISWA MANAJEMEN DAKWAH UIN SUSKA RIAU 

      Halaman Jurnal        : 1- 6

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mood belajar mahasiswa dan juga untuk mengetahui pengaruh musik terhadap mood belajar mahasiswa semester III Manajemen Dakwah UIN Suska T.A. 2019/2020 di Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey lapangan dengan menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 36 mahasiswa semester III Manajemen Dakwah UIN Suska Riau pada tahun ajaran 2019/2020 yang mood belajarnya tergolong rendah.

 

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup penggunaan angket mood belajar, wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai teknik pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% mahasiswa mendengarkan musik saat belajar atau mengerjakan tugas kuliah, sedangkan 25% mendengarkan musik saat waktu luang di luar perkuliahan. Sebanyak 80% mahasiswa yang mendengarkan musik memiliki alasan yang sama, yaitu untuk menghindari kebosanan saat belajar, karena mereka hobi mendengarkan musik, dan untuk meningkatkan kreativitas berpikir serta memperkaya kosakata.

 

Sementara itu, 13,3% mahasiswa yang mendengarkan musik saat belajar mengaku bahwa musik membuat mereka merasa tenang. Ada juga sebagian mahasiswa yang mendengarkan musik saat belajar dengan alasan agar materi yang dipelajari lebih mudah diingat, dapat mengurangi rasa gugup, dan menyukai penyanyinya. Sebanyak 80% mahasiswa yang mendengarkan musik saat belajar cenderung mendengarkan jenis musik yang memiliki lirik, seperti pop dan k-pop.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggambarkan situasi lapangan, melakukan wawancara, dan observasi sebagai data pendukung. Penelitian dilaksanakan di UIN Suska Riau pada mahasiswa Manajemen Dakwah semester III Tahun Ajaran 2019/2020. Populasi penelitian mencakup semua mahasiswa semester III, sedangkan sampel yang diambil terdiri dari 36 mahasiswa dari kelas IIIA, IIIB, IIIC, IIID, dan IIIE, dengan tujuh mahasiswa diambil dari setiap kelas.

 

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket dengan menggunakan formulir online. Angket diisi oleh sebagian mahasiswa semester III Manajemen Dakwah yang menjadi sampel penelitian. Pertanyaan dalam angket berkaitan dengan pengaruh musik terhadap mood belajar mahasiswa. Pengisian angket dilakukan secara jujur oleh sampel. Penyebaran angket dimulai pada bulan Oktober 2019. Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara lanjutan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam.

 

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif, yang digunakan untuk mendeskripsikan data dan teori yang diperoleh oleh peneliti.

 

Hasil Penelitian

Berdasarkan angket yang disebarkan melalui Google Formulir kepada 36 mahasiswa semester III, ditemukan bahwa 75% mahasiswa mendengarkan musik saat belajar atau mengerjakan tugas kuliah, sementara 25% mendengarkan musik saat waktu kosong perkuliahan. Sebanyak 80% mahasiswa memiliki alasan yang sama untuk mendengarkan musik saat belajar, seperti menghindari kebosanan, meningkatkan kreativitas, dan menambah kosa kata. Sedangkan 13,3% mahasiswa merasa musik membuat mereka tenang, dan sisanya merasa musik memudahkan mereka mengingat materi dan menghilangkan rasa gugup. Mayoritas (80%) mahasiswa mendengarkan musik berlirik (pop dan k-pop) saat belajar, sementara 20% lainnya mendengarkan musik instrumental.

 

Hasil wawancara lanjutan menunjukkan bahwa mahasiswa yang mendengarkan musik pop merasakan suasana yang santai dan tidak terlalu cepat, sehingga membantu menjaga fokus dan konsentrasi saat belajar. Mahasiswa yang mendengarkan musik instrumental merasa terbantu dalam menemukan ide-ide baru saat mengerjakan tugas kuliah.

 

Dampak mendengarkan musik bagi mahasiswa memiliki sisi positif dan negatif. Sebagian besar (70%) merasakan dampak positif, seperti munculnya ide-ide baru, perasaan tenang, dan penghilangan stres. Namun, sebagian kecil (30%) merasakan dampak negatif, seperti ketergantungan pada musik dan hilangnya fokus dalam belajar.

 

Studi lain menunjukkan bahwa musik dapat memengaruhi mood seseorang, meningkatkan keadaan emosional, dan membantu menghilangkan suasana hati yang buruk. Jenis musik yang digunakan dalam proses pembelajaran tidak harus selalu pop; musik klasik juga bisa menjadi pilihan yang baik pada tahap awal.

 

Kesimpulan

Musik dinilai memiliki dampak positif dalam membantu pemulihan mood saat belajar karena mampu memengaruhi suasana hati. Pengaruh musik pada diri kita meliputi: mencegah kebosanan, meningkatkan kreativitas berpikir, menambah kosa kata, menciptakan rasa rileks dan tenang, memudahkan pembelajaran diingat, serta menghilangkan rasa gugup dan stres. Musik yang umumnya didengarkan saat belajar adalah musik berlirik seperti Pop dan K-Pop, yang dapat mendukung proses belajar mahasiswa.

 

Kebiasaan mendengarkan musik saat belajar dapat memiliki dampak baik atau buruk pada pola belajar mahasiswa, tergantung pada kemampuan mereka mengontrol diri. Mayoritas dampak yang dirasakan saat mendengarkan musik saat belajar cenderung positif, karena musik dapat merangsang proses berpikir otak dan memengaruhi mood secara positif.

 

Saran untuk pihak terkait adalah: (1) mahasiswa disarankan untuk mendengarkan musik tanpa lirik (instrumental) terlebih dahulu sebelum mendengarkan musik berlirik seperti Pop, untuk menjaga stabilitas emosi saat belajar; (2) penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian eksperimen guna mendapatkan pengaruh musik dan mood yang lebih signifikan. Selain itu, menetapkan sampel penelitian dengan karakteristik yang lebih spesifik, seperti jenis kelamin dan gaya belajar, juga disarankan.

 

 

5.     Penulis Jurnal           : Aghitsna Putri Taqiyya, Siti Safina Subhan, Dian Indriyani 

      Judul Jurnal              : PENGARUH MENDENGARKAN MUSIK TERHADAP MOOD BELAJAR MAHASISWA 

      Halaman Jurnal        : 1- 9

Tujuan

Musik telah menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia sejak zaman pertengahan hingga saat ini. Penggunaan platform musik terus meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu faktor yang mendukung peningkatan ini adalah dampak dari pandemi COVID-19. Peningkatan penggunaan platform musik sejalan dengan meningkatnya kegiatan belajar dari rumah selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), di mana mahasiswa cenderung belajar sambil mendengarkan musik. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh mendengarkan musik terhadap mood belajar mahasiswa, dengan sampel yang diambil dari 31 mahasiswa Program Studi Manajemen SDM Aparatur Politeknik STIA LAN Jakarta angkatan 2022, menggunakan metode purposive random sampling.

 

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan skala Likert yang telah diuji validitas, reliabilitas, dan normalitas. Analisis data dilakukan menggunakan statistik parametrik dengan bantuan perangkat lunak SPSS Versi 27.0. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengaruh mendengarkan musik terhadap mood mahasiswa sebesar 53,9%, sementara 46,1% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Mendengarkan musik secara signifikan mempengaruhi mood belajar mahasiswa, di mana peningkatan dalam aktivitas mendengarkan musik berhubungan positif dengan peningkatan mood belajar.

 

Metode

Penelitian ini difokuskan pada seluruh mahasiswa Manajemen SDM Aparatur Politeknik STIA LAN Jakarta angkatan 2022. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk memilih 31 mahasiswa sebagai sampel, dengan mempertimbangkan karakteristik dan sifat populasi (Winarsunu, 2009). Metode penelitian yang diadopsi adalah kuesioner melalui pendekatan kuantitatif. Kuesioner disusun sesuai dengan sasaran penelitian, yaitu mahasiswa program studi Manajemen SDM Aparatur angkatan 2022 Politeknik STIA LAN Jakarta. Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner merujuk pada judul penelitian dan dimensi masing-masing variabel. Alat utama yang digunakan adalah kuesioner dengan skala Likert berjumlah 4 tingkat pengukuran, yaitu "sangat setuju" (bobot 1), "setuju" (bobot 2), "tidak setuju" (bobot 3), dan "sangat tidak setuju" (bobot 4). Metode analisis data yang diterapkan adalah statistik parametrik dengan menggunakan perangkat lunak SPSS Versi 27.0. Analisis data meliputi uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas, serta analisis regresi linear sederhana.

 

Hasil Penelitian

Pada uji validitas, dalam menentukan validitas instrument kuesioner ditentukan dalam Corrected Item-Total Correlation dengan acuan nilai Rhitung > dari nilai Rtabel. Terdapat rumus dalam menentukan nya,yakni; df = N-2. Nilai df diperoleh dengan rumus df = n -2, dimana n= jumlah kasus/sampel. Untuk n adalah 31, maka df = 29. Selanjutnya, untuk df 29 dan sig. 0,05 diperoleh r table = 0,355046. Dengan demikian, hasil pearson correlation pada masing-masing isntrument tidak boleh lebih kecil dari hasil yang sudah ditentukan.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian regresi linear sederhana terhadap pengaruh variabel mendengarkan musik (X) terhadap mood belajar mahasiswa (Y), diperoleh beberapa temuan signifikan yang mengindikasikan adanya pengaruh yang cukup kuat antara kedua variabel tersebut.

 

Pertama, nilai signifikansi (sig.) yang diperoleh adalah < 0,001, yang berarti lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan kata lain, terdapat pengaruh yang signifikan antara mendengarkan musik terhadap mood belajar mahasiswa.

 

Kedua, nilai t hitung yang diperoleh adalah 5,820, yang lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,04523. Ini menguatkan penolakan terhadap hipotesis nol (H0) dan penerimaan hipotesis alternatif (Ha), yang berarti mendengarkan musik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mood belajar mahasiswa.

 

Ketiga, nilai R Square yang diperoleh sebesar 0,539 mengindikasikan bahwa 53,9% variabilitas mood belajar mahasiswa dapat dijelaskan oleh variabel mendengarkan musik. Sisanya, yaitu 46,1%, dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.

Terakhir, persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 5,675 + 1,029X. Ini berarti bahwa setiap peningkatan 1 unit dalam variabel mendengarkan musik akan menyebabkan peningkatan sebesar 1,029 unit dalam mood belajar mahasiswa. Jika tidak ada mendengarkan musik (X = 0), maka mood belajar mahasiswa (Y) diprediksi sebesar 5,675.

 

6.   Penulis Jurnal           : Asima Sinta Marito  

     Judul Jurnal              : PENGARUH MUSIK TERHADAP EMOSI DAN KESEHATAN MENTAL MEMAHAMI KONEKSI MUSIKAL                          

      Halaman Jurnal        : 1- 13

Tujuan

Pengaruh musik terhadap emosi dan kesehatan mental telah menjadi topik penelitian yang menarik perhatian dalam bidang psikologi dan neurosains. Studi-studi menunjukkan bahwa musik memiliki kemampuan yang kuat untuk memengaruhi suasana hati, mengubah mood, dan bahkan memperbaiki kesehatan mental seseorang. Artikel ini menyajikan pemahaman yang mendalam tentang koneksi antara musik, emosi, dan kesehatan mental. Kami menjelajahi berbagai mekanisme neurologis yang terlibat dalam respons emosional terhadap musik dan bagaimana pengalaman musik dapat memengaruhi kesejahteraan mental individu. Selain itu, kami mengeksplorasi aplikasi musik dalam praktik klinis, termasuk terapi musik, sebagai alat yang efektif dalam mengelola stres, depresi, dan gangguan mental lainnya. Penelitian ini menyoroti pentingnya pemahaman koneksi musikal dalam konteks kesehatan mental yang lebih luas dan implikasinya dalam praktik klinis dan pelayanan kesehatan mental.

 

Metode

Dalam menjalankan penelitian tentang pengaruh musik terhadap emosi dan kesehatan mental, diperlukan suatu metode penelitian yang sistematis dan holistik. Metode yang digunakan harus memungkinkan kita untuk menyelidiki hubungan antara musik, emosi, dan kesehatan mental dengan cara yang komprehensif dan mendalam. Dengan demikian, dalam artikel ini, kami akan menguraikan metode penelitian yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi koneksi musikal ini secara efektif.

 

1. Penentuan Tujuan Penelitian: Tahap awal dalam metode penelitian ini adalah menentukan tujuan penelitian yang jelas. Hal ini meliputi menentukan pertanyaan penelitian yang spesifik dan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini.

 

2. Desain Penelitian: Setelah menentukan tujuan penelitian, langkah selanjutnya adalah merancang desain penelitian yang sesuai. Ini bisa termasuk pemilihan metode penelitian yang tepat, seperti penelitian eksperimental, penelitian observasional, atau penelitian kualitatif.

 

3. Pemilihan Sampel: Selanjutnya, kita perlu memilih sampel yang representatif untuk penelitian ini. Hal ini melibatkan pemilihan partisipan yang mencerminkan populasi yang ingin diteliti, serta mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi yang relevan.

 

4. Pengumpulan Data: Metode penelitian ini juga mencakup pengumpulan data yang relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Ini bisa dilakukan melalui berbagai teknik, seperti survei, wawancara, observasi, atau pengamatan partisipan.

 

5. Analisis Data: Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan menggunakan metode statistik atau analisis kualitatif yang sesuai. Tujuan analisis data adalah untuk menemukan pola atau hubungan yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti.

 

6. Interpretasi Hasil: Tahap terakhir dalam metode penelitian ini adalah menginterpretasikan hasil analisis data. Hal ini melibatkan mengaitkan temuan-temuan penelitian dengan teori yang ada dan membuat kesimpulan yang dapat diandalkan berdasarkan bukti yang ada.

 

Dengan menggunakan metode penelitian yang sistematis dan holistik, diharapkan penelitian tentang pengaruh musik terhadap emosi dan kesehatan mental dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang koneksi musikal ini. Hasil penelitian ini dapat memiliki implikasi yang luas dalam pengembangan intervensi klinis, pendidikan, dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional individu. Dengan demikian, metode penelitian ini merupakan langkah penting dalam menjelajahi kompleksitas musik dalam konteks kesehatan mental manusia.

 

Hasil Penelitian

Pengaruh musik juga dapat dirasakan dalam konteks sosial dan budaya, di mana musik sering menjadi bagian integral dari identitas budaya suatu kelompok atau masyarakat. Musik memiliki kemampuan untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang dan menyatukan mereka dalam pengalaman bersama yang positif.

 

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua jenis musik cocok atau bermanfaat bagi setiap individu. Beberapa jenis musik mungkin memiliki efek yang memicu kecemasan atau trauma, terutama jika terkait dengan pengalaman negatif yang mendalam. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana faktor-faktor seperti preferensi musik, konteks sosial, dan pengalaman hidup individu memengaruhi respons terhadap musik.

 

Selain itu, dalam merancang intervensi atau program terapeutik yang menggunakan musik, penting untuk mempertimbangkan aspek etis dan keamanan. Terapi musik harus dilakukan oleh praktisi yang terlatih dan berpengalaman, dengan memperhatikan kebutuhan dan preferensi individu serta menjaga privasi dan keamanan peserta.

 

Dengan demikian, melalui penelitian lanjutan dan pendekatan yang holistik, kita dapat memperdalam pemahaman tentang koneksi antara musik, emosi, dan kesehatan mental. Hal ini dapat membuka pintu untuk pengembangan intervensi dan praktik klinis yang lebih efektif dalam merawat kesejahteraan mental dan emosional individu, serta mempromosikan kesejahteraan sosial yang lebih luas di masyarakat.

 

Melalui pendekatan yang komprehensif terhadap pengaruh musik terhadap kesehatan mental, kita juga dapat memperluas pemahaman tentang bagaimana musik dapat menjadi alat untuk membangun dan memperkuat koneksi sosial. Musik sering kali menjadi pusat kegiatan sosial, baik dalam bentuk konser, festival, atau pertunjukan musik komunitas. Hal ini menciptakan kesempatan bagi individu untuk bertemu, berinteraksi, dan berbagi pengalaman bersama, yang dapat memiliki dampak positif pada kesejahteraan mental mereka.

 

Namun, dalam menjalankan kegiatan musik secara sosial, penting untuk memperhatikan aspek inklusi dan keadilan. Upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses dan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan musik, tanpa memandang latar belakang budaya, ekonomi, atau kemampuan fisik.

 

Selain itu, melalui penggunaan musik dalam konteks pendidikan, kita juga dapat memanfaatkan potensi musik untuk mempromosikan keterampilan sosial dan emosional. Pelibatan dalam kegiatan musik, seperti belajar bermain alat musik atau bernyanyi bersama, dapat membantu meningkatkan keterampilan komunikasi, kerjasama, dan kepemimpinan.

 

Selanjutnya, dalam menghadapi tantangan global seperti pandemi COVID-19, musik juga telah membuktikan diri sebagai alat yang kuat untuk menyatukan dan menghibur orang-orang di tengah krisis. Konser musik daring, pertunjukan virtual, dan inisiatif musik daring lainnya telah memberikan kesempatan bagi individu untuk tetap terhubung dan merasa terhibur di tengah isolasi sosial.

 

Namun, dalam merancang dan mengimplementasikan intervensi atau program yang menggunakan musik untuk tujuan tertentu, penting untuk memperhatikan kebutuhan dan preferensi individu serta memastikan bahwa pendekatan yang diambil sesuai dengan konteks budaya dan sosial mereka.

 

Dengan demikian, melalui pemahaman yang lebih dalam tentang koneksi antara musik, emosi, dan kesehatan mental, serta melalui pendekatan yang holistik dan berempati, kita dapat memanfaatkan potensi besar musik untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional individu, serta mempromosikan kesejahteraan sosial yang lebih luas di masyarakat.

 

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kajian tentang pengaruh musik terhadap emosi dan kesehatan mental menunjukkan bahwa musik memiliki peran yang signifikan dalam pengalaman manusia dan kesejahteraan mental. Musik memiliki kemampuan unik untuk memengaruhi suasana hati, memicu respons emosional, dan bahkan mempengaruhi kesejahteraan mental seseorang melalui berbagai mekanisme neurologis dan psikologis.

 

Studi-studi telah menyoroti beragam manfaat musik, mulai dari penggunaan musik dalam terapi hingga peran musik dalam merangsang kreativitas, memperkuat koneksi sosial, dan bahkan sebagai alat untuk mengatasi isolasi sosial dalam situasi krisis seperti pandemi COVID-19.

 

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa pengaruh musik tidak selalu positif dan dapat bervariasi tergantung pada konteks dan pengalaman individu. Beberapa jenis musik mungkin memiliki efek yang tidak diinginkan pada kesehatan mental, terutama jika digunakan secara tidak sehat atau disalahgunakan.

 

Oleh karena itu, dalam mengaplikasikan musik dalam konteks klinis, pendidikan, atau sosial, perlu dilakukan pendekatan yang individualis, holistik, dan berempati. Penting untuk memperhatikan preferensi musik dan kebutuhan individu, serta untuk mempertimbangkan konteks budaya dan sosial dalam merancang intervensi atau program yang melibatkan musik.

 

Dengan demikian, melalui penelitian lanjutan, pendekatan terapeutik yang inovatif, dan pendidikan yang lebih luas tentang pentingnya musik dalam kesehatan mental, kita dapat memanfaatkan potensi besar musik untuk menciptakan perubahan positif dalam kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Kesimpulannya, penggunaan musik dengan bijak dan sensitif dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional, serta mempromosikan kesejahteraan sosial yang lebih luas.

 

7.     Penulis Jurnal           : Tasya Aulia Praditasari, Darmawati Ayu Indraswari, Yuriz Bakhtiar 

     Judul Jurnal              : PENGARUH MENDENGARKAN MUSIK SAAT LARI TERHADAP MOOD MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO   

     Halaman Jurnal        : 1- 14

Tujuan

Kurangnya melakukan olahraga masih menjadi masalah kesehatan yang cukup penting di masyarakat karena menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kronik. Salah satu alasan yang membuat masyarakat kurang melakukan olahraga adalah kurangnya motivasi. Mendengarkan musik adalah salah satu alternatif yang dapat meningkatkan motivasi berolahraga. Olahraga lari terbukti dapat meningkatkan mood yang merupakan faktor penting dalam menunjang pembelajaran. Mahasiswa kedokteran merupakan golongan yang rentan mengalami penurunan mood dikarenakan tekanan yang dialami, yang akan berdampak pada performa terutama pada bidang akademik. Pembahasan mengenai mendengarkan musik saat lari dan kaitannya dengan mood pada mahasiswa kedokteran belum pernah diteliti sebelumnya.

 

Metode

Penelitian menggunakan desain eksperimental pre- and post-test quasi nonequivalent group. Subjek penelitian adalah 39 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak terdapat kriteria eksklusi. Subjek penelitian terdiri atas tiga kelompok dengan jumlah 13 orang pada masing-masing kelompok. Skor Total Mood Disturbance diukur menggunakan kuesioner Profile of Mood States. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan, uji One-Way ANOVA dan uji Post Hoc.

 

Hasil Penelitian

Terdapat peningkatan mood yang bermakna (p= 0,000) pada kelompok perlakuan lari dengan mendengarkan musik dan kontrol serta peningkatan mood yang tidak bermakna pada kelompok perlakuan lari (p= 0,059). Rerata dan simpangan baku selisih pretest dan posttest skor Total Mood Disturbance pada kelompok perlakuan lari dengan mendengarkan musik adalah 30.08±7.23, lari 7.38±4.53, dan kontrol 11.62±4.11.

 

Kesimpulan

Lari intensitas sedang selama 30 menit dengan mendengarkan musik meningkatkan mood mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

 

8.     Penulis Jurnal           : Tirta Dimas Wahyu Negara, Angga Fitriyono

     Judul Jurnal              : Pengaruh Musik Dalam Mengembangkan Kreativitas Pada Mata Kuliah Pembelajaran Seni Rupa di IAIN Ponorogo 

     Halaman Jurnal        : 1- 6

Tujuan

Musik seringkali digunakan sebagai stimulan untuk menggugah aspek emosional seseorang. Musik juga dapat membantu tubuh dan pikiran untuk saling bekerja sama dalam melakukan sebuah pekerjaan. Dalam proses perkuliahan, mahasiswa IAIN Ponorogo mendapatkan stimulan musik dengan genre yang berbeda untuk dapat merasakan dampak dan perbedaannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana dampak yang diberikan oleh musik dalam upaya memberikan kenyamanan di kelas. Adapun jenis musik yang dipilih, yaitu bergenre pop, rock, dan instrumental. Penelitian ini menggunakan metode mixed method, yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Metode kuantitatif berfungsi sebagai eksplanatif, dengan teknis analisis data menggunakan regresi linier sederhana menggunakan bantuan perangkat lunak IBM SPSS V 24; data dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa: 1) Musik memberikan dampak yang signifikan ketika berkarya seni, 2) Genre musik yang sesuai dengan selera mampu menambah mood dalam beraktivitas, 3) Ketenangan batin berpengaruh pada penemuan ide kreatif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa musik memberikan pengaruh yang signifikan bagi seseorang untuk dapat menemukan kenyamanan dalam berkarya seni.

 

Metode

Penelitian ini menggunakan metode mixed method berupa penggabungan metode (kuantitatif dan kualitatif). Metode kuantitatif berfungsi sebagai eksplanatif dengan teknis analisis data menggunakan regresi linier sederhana menggunakan bantuan software IBM SPSS V 24. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dan kuisioner, sehingga hasil yang diterima berupa naskah deskriptif. Populasi pada penelitian ini menggunakan mahasiswa Jurusan PIAUD dan Jurusan PGMI yang masing-masing diambil satu kelas secara acak. Pada tahapan awal untuk mencari populasi dan sampel digunakan rumus Slovin

sebagai berikut ini;

n = Sampel

N = Populasi

d = Perkiraan tingkat kesalahan, sehingga

data yang diambil sebagai berikut;

n = N/1+N(d)2 (1)

n = 60/1+60(0,1)2

n = 60/1,6n = 37,5 (dibulatkan menjadi 38 siswa)

Berdasarkan data di atas, maka ditentukan banyaknya responden berjumlah 38 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa Jurusan PIAUD dan Jurusan PGMI. Teknik pengambilan sampelnya sendiri jenisnya Sampling Incidental, dengan artian data yang diperoleh secara kebetulan ketika penelitian berlangsung melalui sebaran kuesioner yang bersifat acak selama proses belajar mengajar berlangsung. Cara untuk mengetahui setiap skor yang diberikan responden, maka rumus dibawah ini dijadikan sebagai acuan.

P = Angka presentase

f = Frekuensi yang sedang dicari

 presentasenya

n = Jumlah frekuensi/banyaknya individu

P = f/n x 100%

Selanjutnya, cara untuk mengetahui bagaimana penilaian responden pada objek penelitian maka ditentukan melalui rumus:

X = [(S5xF) + (S4xF) + (S3xF) + (S2xF) + (S1xF)] (2)

N

X = Skor rata-rata

(S5…S1) = Skor pada skala 5 sampai 1

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah sampel yang diolah

 (total frekuensi)

Skala di atas adalah penggambaran

secara ordinal dengan hanya memiliki analisa yang bersifat sederhana. Dalam artian, skala di atas berfungsi untuk mengetahui objek yang diteliti baik atau sangat baik. Selanjutnya untuk mengetahui skala yang cakupannya lebih luas, maka diberlakukan skala interval guna mengetahui jarak antar titik yang berdekatan dan konsisten dikaji dengan rumus berikut:

Skala Interval = {a (m-n : b}

(3)

a = Jumlah atribut

b = Skor tertinggi

c = Skor terendah

b = Jumlah skala penilaian yang ingin

 diterapkan,

Pada penelitian kali ini, skala tertinggi ditentukan dengan angka 5 sedang skala terendah dengan angka 1. Tahapan akhir guna mencari hubungan sebab akibat maka peneliti menggunakan skala kausal dengan dua variabel. Variabel yang ditentukan adalah (X) untuk mewakili musik dan variabel (Y) untuk mewakili kreativitas (ragam) karya.

 

Hasil Penelitian

Penerapan musik dalam pembelajaran seni rupa dimulai dari pengamatan terhadap fenomena saat proses belajar mengajar berlangsung. Bagi mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang seni, pengetahuan dan keterampilan seni mereka cenderung minim, yang kemudian memengaruhi kepercayaan diri mereka dalam berkarya seni. Kondisi ini diperparah oleh fakta bahwa tidak semua ruangan di IAIN Ponorogo dilengkapi pendingin udara, yang dapat mempengaruhi suasana hati dan kenyamanan saat proses perkuliahan. Oleh karena itu, musik dipilih sebagai stimulus untuk menciptakan suasana yang nyaman di ruangan tersebut.

 

Beberapa kutipan dari penelitian sebelumnya mendukung penggunaan musik sebagai alat untuk mengatasi berbagai masalah. Musik dianggap membawa manfaat untuk relaksasi psikologis, menghilangkan kejenuhan, memberikan hiburan, dan dapat digunakan sebagai terapi untuk mengatasi berbagai kekurangan dalam aspek fisik, emosi, kognitif, dan sosial.

 

Penerapan musik dalam pembelajaran ini membagi jenis musik menjadi tiga kategori, yaitu pop, rock, dan instrumental. Setiap jenis musik dipilih berdasarkan selera mahasiswa dan karakteristiknya yang berbeda. Mahasiswa diminta untuk menciptakan karya seni sederhana sambil mendengarkan musik dengan genre yang ditentukan melalui earphone. Hasil wawancara dan kuesioner menunjukkan bahwa genre musik memiliki pengaruh pada ketenangan batin, perubahan mood, dan membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan. Mayoritas mahasiswa memilih genre pop sebagai pemantik ide kreatif, diikuti oleh genre instrumental dan rock.

 

Kesimpulan

Berdasarkan data sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa musik memiliki dampak signifikan saat berkarya seni. Penggunaan musik sebagai stimulus membuat mahasiswa merasa lebih nyaman dan betah dalam kelas saat mengikuti pembelajaran seni rupa. Selanjutnya, pemilihan genre musik yang sesuai dengan preferensi dapat meningkatkan mood dalam beraktivitas. Hal ini terbukti dengan peningkatan kepercayaan diri dan fokus mahasiswa dalam menerima materi kuliah.

 

Terakhir, ketenangan batin berpengaruh pada penemuan ide kreatif, yang terlihat dari karakteristik lebih kuat dalam karya mahasiswa. Dari hasil dan kesimpulan tersebut, disarankan untuk memprioritaskan suasana hati yang baik dan ketenangan batin saat melakukan kegiatan seni. Artikel ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulisan dan informasi yang berguna bagi masyarakat umum terkait kegiatan seni.

9.     Penulis Jurnal           : Fika Wahyu Alaidah, Muh Ariffudin Islam   

     Judul Jurnal              : DESAIN WEB REKOMENDASI MUSIK BERDASARKAN PENGELOMPOKAN MOOD SEBAGAI MEDIA PENYEBARAN INFORMASI

     Halaman Jurnal        : 1- 15

Tujuan

Di zaman modern ini, platform musik menawarkan akses mudah ke berbagai jenis musik dengan jumlah yang besar. Mereka gencar meningkatkan organisasi musik dan kemampuan pencarian, memudahkan pengguna, terutama kalangan young adults berusia 18 hingga 25 tahun, dalam mengeksplorasi musik baru. Sistem rekomendasi menjadi sangat populer dan membantu pengguna dalam memilih musik sesuai dengan berbagai mood. Namun, tidak semua platform musik menyediakan akses gratis. Dengan minat yang meningkat terhadap sistem rekomendasi dan tren penggunaan media digital yang efektif dan efisien dalam penyebaran informasi, terdapat peluang untuk memperkenalkan desain prototype website sebagai media informasi alternatif sistem rekomendasi musik berdasarkan mood pendengar.

 

Melalui perancangan ini, diharapkan dapat membantu young adults dalam menemukan ketenangan saat menghadapi masalah akademik dengan berbagai pilihan musik yang telah dikelompokkan berdasarkan mood. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Prosesnya mengikuti pendekatan design thinking, yang meliputi tahap emphatize, define, ideate, prototype, dan test. Dari perancangan ini dihasilkan prototype website yang berisi informasi rekomendasi musik dengan desain visual yang disesuaikan dengan target audiens.

 

Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan design thinking. Pendekatan design thinking, menurut Kelley dan Brown (2018), merupakan suatu pendekatan yang berfokus pada human oriented terhadap inovasi dari alat perancang untuk mengintegrasikan kebutuhan masyarakat, kesuksesan bisnis, dan kemungkinan teknologi. Tahapan-tahapan yang digunakan dalam pendekatan design thinking, sebagaimana disebutkan oleh Mutiara (dalam Darmalaksana, 2020), terdiri dari lima langkah, yaitu emphatize, define, ideate, prototype, dan test. Penjelasan masing-masing tahapan dapat dicermati sebagai berikut:

 

1. Emphatize:

Pada tahap awal ini, desainer melakukan pengamatan dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman dari permasalahan yang sedang dihadapi secara seksama. Ini dilakukan melalui berbagai metode seperti wawancara, observasi, dan cara lainnya untuk mendapatkan data yang akurat dari calon pengguna. Dalam perancangan ini, akan dilakukan pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, penyebaran kuesioner, dan dokumentasi. Teknik observasi dan wawancara akan dilakukan secara langsung terhadap narasumber yang merupakan mahasiswa-mahasiswa di kota terdekat terkait pengumpulan data mengenai pendapat serta proses perubahan perilaku dan emosi narasumber yang sedang mengalami masalah emosional di bidang akademik saat dan setelah mendengarkan beberapa rekomendasi musik yang disediakan. Teknik penyebaran kuesioner akan dibagikan secara online kepada young adults. Terakhir, untuk teknik dokumentasi yang merupakan pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan sebuah informasi dalam bidang pengetahuan. Informasi yang digunakan berupa data-data yang berasal dari dokumen yang berisi fakta dalam jurnal, buku, gambar, serta artikel untuk memperkuat materi pembahasan perancangan.

 

Hasil Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan design thinking. Pendekatan design thinking, menurut Kelley dan Brown (2018), merupakan suatu pendekatan yang berfokus pada human oriented terhadap inovasi dari alat perancang untuk mengintegrasikan kebutuhan masyarakat, kesuksesan bisnis, dan kemungkinan teknologi. Mutiara menyebutkan tahapan-tahapan yang digunakan dalam pendekatan design thinking yaitu terdiri dari lima langkah, di antaranya emphatize, define, ideate, prototype, dan test (dalam Darmalaksana, 2020). Penjelasan masing-masing tahapan dapat dicermati sebagai berikut:

 

1. Emphatize:

Pada tahap awal ini, desainer melakukan pengamatan dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman dari permasalahan yang sedang dihadapi secara seksama, melalui berbagai metode seperti wawancara, observasi, dan cara lainnya untuk mendapatkan data yang akurat dari calon pengguna. Dalam perancangan ini, akan dilakukan pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, penyebaran kuesioner, dan dokumentasi. Teknik observasi dan wawancara akan dilakukan secara langsung terhadap narasumber yang merupakan mahasiswa-mahasiswa di kota terdekat terkait pengumpulan data mengenai pendapat serta proses perubahan perilaku dan emosi narasumber yang sedang mengalami masalah emosional di bidang akademik saat dan setelah mendengarkan beberapa rekomendasi musik yang disediakan. Teknik penyebaran kuesioner akan dibagikan secara online kepada young adults. Terakhir, teknik dokumentasi merupakan pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan sebuah informasi dalam bidang pengetahuan. Informasi yang digunakan berupa data-data yang berasal dari dokumen yang berisi fakta dalam jurnal, buku, gambar, serta artikel untuk memperkuat materi pembahasan perancangan.

Dapat disimpulkan data yang akan dikumpulkan dari teknik-teknik tersebut berupa: (1) karakteristik narasumber; (2) penyebab masalah emosional yang dialami narasumber; (3) kegiatan yang dilakukan narasumber untuk meredakan gejolak emosinya; (4) seberapa sering narasumber mendengarkan musik untuk menenangkan masalah emosional; (5) pendapat narasumber tentang musik yang direkomendasikan; (6) pendapat narasumber mengenai pengkategorian musik terhadap empat jenis mood; (7) kebutuhan informasi untuk konten dalam perancangan; dan (8) mengetahui preferensi gaya visual dari narasumber.

 

2. Define:

Tahap kedua ini akan digunakan untuk pengumpulan data-data yang didapat pada tahap emphatize, yang selanjutnya akan dianalisis untuk memecahkan masalah secara efektif sehingga menghasilkan solusi yang tepat. Dalam perancangan ini, akan disimpulkan penyebab permasalahan emosional yang dialami narasumber lalu menyelesaikannya dengan pencarian solusi untuk narasumber dalam menghadapinya.

 

3. Ideate:

Pada tahapan ketiga ini, informasi yang didapat dari tahap sebelumnya akan digunakan untuk menghasilkan ide atau opini sehingga menjadi solusi dari permasalahan. Solusi yang tepat yaitu produk berupa website yang berisi konten dan informasi yang dibutuhkan oleh narasumber dari perancangan ini.

 

4. Prototype:

Tahap prototype ini digunakan untuk mengimplementasikan ide yang dihasilkan dalam tahap ideate menjadi sebuah produk untuk uji coba. Pembuatan prototype ini juga bisa dijadikan sebagai model studi, sehingga desainer dapat memeriksa dan mengamati kelebihan dan kekurangan hasil solusi dari tahap sebelumnya.

 

5. Test:

Pada tahap terakhir ini, prototype yang telah diimplementasikan dari tahap sebelumnya akan diuji coba untuk melihat apakah prototype yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan memecahkan permasalahan calon pengguna. Hasil yang didapat dari uji coba ini berupa feedback yang nantinya bisa digunakan sebagai pedoman untuk menyempurnakan produk. Mengingat situasi dan kondisi saat melakukan penelitian ini, tahapan test yang dilakukan berupa validasi dan testing secara online kepada validator dan responden untuk dilakukan penilaian produk. Validator yang melakukan penilaian produk adalah Benarivo Triadi Putra (CEO serta UI/UX dan graphic designer Atourin) yang akan memberi jawaban atas pertanyaan yang terdapat dalam form dengan memilih skor penilaian. Skor untuk setiap pertanyaan dalam kuesioner menggunakan Skala Likert sebagai berikut.

Kesimpulan

Perancangan ini menggunakan pendekatan design thinking sehingga memudahkan dalam melakukan keputusan dari sudut pandang desainer untuk dapat menghasilkan sebuah inovasi dan solusi yang bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh calon pengguna. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, prototype website rekomendasi musik ini bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi live website yang bertujuan untuk dijadikan sebagai wadah alternatif berisi daftar rekomendasi musik sesuai mood untuk young adults dalam mengatasi permasalahan emosional di bidang akademik.

 

Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa hasil final dari perancangan ini berupa prototype sehingga masih belum bisa digunakan dan disebar luaskan kepada masyarakat. Saran yang dapat digunakan dari perancangan ini sebagai acuan untuk perancangan selanjutnya, adalah melanjutkan Prototype Website Rekomendasi Musik Berdasarkan Mood ini ke tahap real Implementasi Coding. Selain itu, perancangan ini juga dapat dilakukan menggunakan metode "Desain Web Rekomendasi Musik Berdasarkan Pengelompokan Mood Sebagai Media Penyebaran Informasi".

 

10.  Penulis Jurnal           : Afdhal Zikri Zz, M.Sn   

      Judul Jurnal              : Pengaruh Musik untuk Mendorong Intelegensi Peserta Didik

      Halaman Jurnal        : 1- 5

Tujuan

Musik sebagai bagian yang integral dalam kehidupan manusia. Pengaruh musik terhadap kehidupan manusia seringkali diasosiasikan sebagai sarana dalam meningkatkan kecerdasan IQ, emosional, hingga sarana terapis. Persepsi terkait kecerdasan manusia seringkali diasosiasikan dengan kecerdasan yang bersifat logis ataupun matematis, khususnya jika menilik metode ataupun sistem pendidikan yang ada. Tentunya hal ini mendorong sebuah pertanyaan mengenai peran kecerdasan musikal dalam meningkatkan kualitas peserta didik. Gardner, dalam teori Multiple Intelligences, menyatakan bahwa kecerdasan musikal adalah salah satu kecerdasan yang tumbuh serta ada dalam diri setiap manusia. Namun, dalam aplikasi serta implementasinya, perdebatan serta kajian tentang pengaruh musik terhadap kecerdasan manusia masih terus berkembang; mulai dari kecerdasan emosional, spasial, hingga linguistik. Penelitian ini bertujuan untuk mencari poin kesinambungan antara Multiple Intelligences dengan pendidikan musik dengan literatur.

 

Metode

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan dengan analisis deskriptif. Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi keterkaitan pengaruh musik terhadap kecerdasan individu. Teknis pengumpulan data penelitian dilakukan dengan pengumpulan fakta ataupun gagasan dari literatur. Metode deskriptif-analitik ini penulis gunakan untuk melakukan analisa terhadap pemikiran, serta interpretasi dan kesinambungan antara pendidikan musik untuk memupuk intelegensi anak.

 

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan dengan analisis deskriptif. Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi keterkaitan pengaruh musik terhadap kecerdasan individu. Teknis pengumpulan data penelitian dilakukan dengan pengumpulan fakta ataupun gagasan dari literatur. Metode deskriptif-analitik ini penulis gunakan untuk melakukan analisa terhadap pemikiran, serta interpretasi dan kesinambungan antara pendidikan musik untuk memupuk intelegensi anak.

 

Hasil Penelitian

Keterkaitan musik dan emosi begitu erat. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana dua orang individu dapat merespon satu musik dengan cara yang berbeda, baik itu menangis ataupun tertawa. Menurut Sloboda (1990), pengaruh musik dalam emosi terjadi melalui:

 

1. "Episodic associations"; dimana musik secara spesifik membawa pendengarnya mengingat atau kembali kepada pengalaman emosional tertentu hingga menimbulkan imaji atau visual orang ataupun kejadian tertentu.

2. "Iconic associations"; dimana musik secara general memiliki kemiripan dengan bunyi tertentu (contoh: kilat, debur ombak, dll);

3. "Structural associations"; berbeda dengan kedua asosiasi sebelumnya, proses ini yang menciptakan perbedaan yang signifikan antar individu karena berbasis kinerja serta daya individu itu sendiri.

Ketiga pengaruh ini memberikan kemampuan setiap individu untuk mengalami serta merasakan musik secara berbeda serta memungkinkan musik untuk menjadi sarana terapi bagi individu dengan kasus tertentu. Dalam ranah kognitif, kajian terhadap pengaruh musik dengan intelegensi mulai marak dilakukan untuk membuktikan relevansi musik terhadap kecerdasan peserta didik. Lornsdale (2018) menemukan terdapat korelasi yang signifikan terhadap manipulasi kognitif melalui musik dan hubungannya dengan kecerdasan emosional manusia. Ortiz (2002:180) berpendapat bahwa musik dapat meningkatkan konsentrasi, menenangkan pikiran, meningkatkan kewaspadaan, dan mengurangi suara-suara eksternal yang dapat mengalihkan perhatian.

 

Selain itu, musik dapat membantu sebagian orang mengorganisasi cara berpikir dan bekerja sehingga membantu mereka berkembang dalam hal matematika, bahasa, dan kinerja spasial (Djohan, 2006). Dapat disimpulkan, musik memiliki pengaruh yang integral sebagai stimulus, tidak hanya wadah ekspresi, tetapi juga mengintervensi kinerja serta pola berpikir hingga berperilaku individu.

 

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah individu yang mempelajari musik memiliki kapasitas kecerdasan yang lebih besar? Penelitian dalam jurnal Neuropsychologia melaporkan bahwa musisi yang mulai belajar kibor sebelum usia 7 tahun memiliki 12% ketebalan serabut saraf dalam corpus callosum-nya, yaitu bagian otak penghantar sinyal antar kedua hemisfer. Penelitian ini didukung oleh penjelasan Marrit (1996) tentang fungsi musik dalam memfasilitasi belahan otak. Sebuah penelitian lain juga dilakukan kepada partisipan yang terdiri dari sekelompok non-musisi (individu yang tidak terlatih ataupun secara langsung menekuni musik). Mereka melakukan 5-finger exercise menggunakan piano dalam kurun waktu 2 jam per hari. Dalam 5 hari, terdapat perkembangan dimana ukuran respons otak yang terasosiasi dengan gerakan jari menjadi lebih lebar dan aktif (Pascual-Leone 2011).

 

Melihat dari kedua penelitian tersebut, tentu saja terdapat perbedaan musikalitas ataupun keterampilan antara partisipan yang secara sadar dan utuh mempelajari musik dengan partisipan yang tidak memiliki pengalaman ataupun terlatih dalam bidang musik. Namun, kedua kelompok partisipan dapat secara aktif merespon serta mengalami peningkatan terhadap bagian otak ataupun perilaku.

 

Hal ini menjadi dasar untuk membuka pertanyaan mengenai cara serta proses musik dalam mempengaruhi individu terhadap lini kecerdasan yang lain. Keterkaitan ini dapat dilihat melalui metode pembelajaran musik serta elemen yang terkandung dalam musik itu sendiri. Tahapan yang terjadi dalam proses pembelajaran musik mencakup lini kecerdasan lain. Pemikiran ini berdasarkan pengamatan dalam pengalaman musik seperti: (1) proses mempelajari sebuah notasi ataupun repertoar musik yang memerlukan pemahaman dan metode yang struktural dan berpola; (2) proses bermain orkestra yang melibatkan kemampuan sosial serta kerjasama dalam berinteraksi dengan tim ataupun pemain lainnya; (3) proses pembuatan karya musik yang memiliki perhitungan logis serta sistematis dalam konseptualnya, tidak hanya proses keterlibatan emosi ataupun ide abstrak.

 

Kesimpulan

Melalui beragam kajian, dapat dilihat bahwa musik sebagai bagian integral dalam kehidupan manusia baik secara langsung ataupun tidak memiliki pengaruh yang positif dalam pengembangan kecerdasan, perilaku, dan kinerja individu. Namun agar secara lebih komprehensif meningkatkan dan mengembangkan kemampuan peserta didik, maka diperlukan sebuah metode yang prosedural serta instruksional yang bersifat jangka panjang, repetitif, serta aplikatif.

 

Teori MI (Multiple Intelligences) sebagai landasan tentunya perlu disesuaikan kembali dengan dasar serta arah pendidikan musik yang akan dituju. Kultur serta kondisi fisik ataupun psikologi peserta didik yang ada dalam suatu wilayah juga perlu dipertimbangkan. Pentingnya pengaruh musik dalam menstimulus kecerdasan yang ada dalam manusia dapat menjadi sebuah acuan, khususnya untuk meningkatkan hasil pembelajaran ataupun kualitas sumber daya manusia.

 

Penelitian tentang kecerdasan manusia dan hubungannya dengan musik memiliki peluang besar untuk memberikan kontribusi signifikan dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.

 

11. Penulis Jurnal          : Christ Billy Aryanto & Rhesa Megananda  

     Judul Jurnal              : PENGARUH MUSIK DENGAN TEMPO CEPAT & LAMBAT TERHADAP ATENSI MAHASISWA 

     Halaman Jurnal        : 1 - 10

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh mendengarkan musik dengan tempo cepat dan lambat terhadap perhatian mahasiswa. Musik digunakan untuk mengiringi mahasiswa dalam melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa musik dapat menjadi pengalih perhatian ketika mereka melakukan pekerjaannya, namun penelitian lain menunjukkan bahwa musik tidak berpengaruh terhadap atensi. Atensi merupakan tahap pertama dalam proses kognitif, yang merupakan titik awal dari proses kognitif seseorang untuk akhirnya menciptakan memori.

 

Pada penelitian ini, eksperimen dengan desain within-subject design dilakukan dengan mendengarkan musik dengan tempo yang berbeda saat melakukan tes atensi. Empat belas mahasiswa S1 berusia 21-23 tahun dilibatkan dalam penelitian ini dengan menyelesaikan 3 bentuk Concentration Grid Test dalam 3 kondisi yang berbeda, yaitu saat mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo cepat, tempo lambat, dan dalam keadaan hening. Hasil dari repeated measures ANOVA menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tempo terhadap perhatian siswa dengan F(2.26) = 6.84, p<0.05. Hasil analisis kontras menunjukkan bahwa peserta yang mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo lambat memiliki skor yang secara signifikan lebih tinggi daripada tempo cepat (t = 3.433, p<0.01) dan kontrol (t = 2.908, p<0.01), tetapi musik pop instrumental tempo cepat tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan kontrol (t = 0.525, p = 0.604). Dengan demikian, musik bertempo lambat dapat meningkatkan perhatian, tetapi musik instrumental pop dengan tempo cepat tidak mengalihkan perhatian siswa.

 

Metode

Penelitian ini menggunakan desain within-subject dengan tiga kelompok, yaitu kelompok yang mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo cepat, tempo lambat, dan kontrol. Ada 14 mahasiswa berusia antara 21-23 tahun (mean: 22, SD: 0,39) yang mengikuti eksperimen ini dan semuanya berjenis kelamin laki-laki. Karena penelitian menggunakan desain within-subject, maka seluruh partisipan mengerjakan tes tiga kali sesuai dengan kondisi masing-masing. Agar mengurangi efek urutan, dilakukan counterbalancing dengan membagi penelitian menjadi 3 sesi yang berbeda. Sesi 1 dan 2 diikuti oleh 5 partisipan dan sesi 3 diikuti oleh 4 partisipan.

 

Alat ukur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Concentration Grid Test yang merupakan alat tes berupa tabel 10x10 yang berisi angka mulai dari angka 00 hingga 99 yang disusun secara acak (Weinberg & Gould, 2015). Walaupun alat ukur disebut sebagai Concentration Grid Test, tetapi alat ukur tersebut dibuat untuk mengukur atensi dan kemampuan untuk mencari stimulus angka secara berurutan di antara angka-angka yang ditulis secara acak (Weinberg & Gould, 2015). Dalam pengerjaan alat tes ini, partisipan diminta memberi tanda silang kepada setiap angka secara berurutan yang diawali dengan angka 00 hingga 99. Adapun hal yang dinilai dari partisipan dalam mengerjakan alat tes ini ialah seberapa banyak partisipan dapat memberi tanda kepada setiap angka dalam waktu yang telah ditentukan. Gambar 1 menunjukkan contoh salah satu formulir dari tes yang perlu dikerjakan oleh partisipan.

 

Dalam penelitian ini, masing–masing partisipan akan mengerjakan alat tes Concentration Grid Test sebanyak tiga kali. Alat tes Concentration Grid Test dibuat sebanyak tiga rangkap dengan format “A”, “B”, dan “C”. Ketiga format tersebut akan memiliki urutan angka yang berbeda – beda antara satu dengan yang lainnya namun dikerjakan dengan instruksi yang sama atau yang dikenal dengan nama alternate forms (Cohen & Swerdlik, 2013). Tujuannya adalah agar efek belajar dari masing–masing partisipan akan tereleminasi, sehingga pada akhirnya pengaruh dari manipulasi penelitian ini akan terlihat secara nyata tanpa adanya pengaruh faktor – faktor lainnya.

 

Sebelum alat tes digunakan, dilakukan studi pilot untuk menentukan berapa durasi yang diperlukan untuk mengerjakan alat tes Concentration Grid Test. Studi pilot dilakukan kepada 3 mahasiswa. Partisipan diminta untuk mengerjakan Concentration Grid Test sampai selesai dan kemudian dihitung berapa durasi yang diperlukan untuk mengerjakan alat tes tersebut. Berdasarkan hasil studi pilot, ketiga partisipan berhasil mengerjakan alat tes dengan durasi 7 menit, 8 menit, dan 10 menit. Karena alat tes tergolong sebagai speed test dan mengharapkan partisipan mengerjakan alat tes sebaik-baiknya untuk mengetahui kemampuannya dengan durasi yang ditentukan (Cohen & Swerdlik, 2013), maka diputuskan durasi pengerjaan alat tes di dalam eksperimen adalah 3 menit. Durasi ini merupakan hampir 1/3 dari rerata durasi pengerjaan ketiga partisipan dalam studi pilot.

 

Manipulasi Eksperimen

Pada kondisi eksperimen yang diperdengarkan musik tempo cepat dan tempo lambat, partisipan penelitian diperdengarkan musik sambil mengerjakan Concentration Grid Test. Pada kondisi eksperimen dengan tempo cepat, diperdengarkan musik berjudul “Cool Kids” aransemen Steve Petrunak yang memiliki tempo 130 BPM. Pada kondisi eksperimen dengan tempo lambat, diperdengarkan musik “I Can’t Make You Love Me” aransemen Louis Landon yang memiliki tempo 72 BPM. Kedua musik tersebut dimainkan menggunakan speaker melalui aplikasi mendengarkan musik secara daring yang diperdengarkan dengan volume yang nyaman didengarkan oleh partisipan penelitian. Kedua musik merupakan musik dengan genre pop instrumental, sehingga tidak ada vokalis yang bernyanyi ketika musik dimainkan. Musik pop instrumental dipilih karena musik yang tidak berlirik diketahui tidak memberikan efek distraksi bagi partisipan (Shih, Huang, & Chiang, 2012). Musik yang dipilih sama-sama musik dengan genre pop agar terjadi kontansi kondisi antara kondisi tempo cepat dan kondisi tempo lambat (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2017).

 

Prosedur Penelitian

Partisipan yang terkumpul pertama-tama diundi terlebih dahulu untuk menentukan sesi mana yang akan diikutinya. Setelah diketahui sesi yang akan diikuti oleh partisipan, para partisipan memasuki ruangan dan dibagikan lembar informasi penelitian, lembar persetujuan, dan alat tulis. Setelah seluruh partisipan mengumpulkan lembar persetujuan, eksperimenter kemudian memberikan penjelasan kepada partisipan eksperimen apa yang akan dijalankan dan dibuka sesi tanya jawab setelahnya jika ada yang masih belum memahami instruksi eksperimen. Setelah semuanya dipastikan memahami, eksperimenter membagikan soal Concentration Grid Test dengan format “A” kepada seluruh partisipan dengan keadaan tertutup, kemudian eksperimenter memainkan lagu dengan tempo cepat dan meminta partisipan mengerjakan sesuai dengan aba-aba eksperimenter. Ketika eksperimenter memberikan aba-aba “mulai”, seluruh partisipan mengerjakannya sambil mendengarkan musik dengan tempo cepat.

 

Hasil Penelitian

Tabel 1 menunjukkan hasil skor dari mengerjakan Concentration Grid Test dalam masing-masing kelompok. Hasil tersebut menunjukkan bahwa partisipan yang mengerjakan Concentration Grid Test sambil mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo yang lambat memiliki rata-rata skor yang paling tinggi dan yang sambil mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo cepat memiliki rata-rata skor yang paling rendah. Hasil ini belum menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu, dilakukan analisis statistik repeated-measures ANOVA untuk mencari tahu apakah ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara ketiga kelompok tersebut.

 

Berdasarkan hasil repeated-measures ANOVA, ditemukan terdapat pengaruh tempo musik terhadap skor atensi mahasiswa dengan F(2, 26) = 6,84, p < 0,05. Agar dapat memperjelas hasil antar kelompok, dilakukan contrast analysis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok cepat dan kontrol, kelompok lambat dan kontrol, serta kelompok cepat dan lambat. Hasil contrast analysis menunjukkan bahwa partisipan yang mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo lambat memiliki skor yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan tempo cepat (t = 3,433, p < 0,01) dan kontrol (t = 2,908, p < 0,01), tetapi skor partisipan yang mengerjakan sambil mendengarkan musik pop instrumental tempo cepat tidak memiliki perbedaan signifikan dengan kontrol (t = 0,525, p = 0,604).

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tempo musik yang dipendengarkan saat mengerjakan Concentration Grid Test memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skor tes. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa musik bertempo lambat dapat meningkatkan atensi secara signifikan dibandingkan dengan musik bertempo cepat maupun tidak mendengarkan musik sama sekali. Skor tes partisipan yang mendengarkan musik bertempo cepat tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan yang tidak mendengarkan musik saat mengerjakannya. Hal ini berarti bahwa musik bertempo cepat tidak mendistraksi partisipan ketika mengerjakan tes yang mengukur atensi.

 

Hasil dari penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya bahwa musik instrumental atau musik tanpa lirik tidak menjadi distraksi bagi seseorang yang melakukan tugas kognitif. Lebih lanjut lagi, penelitian ini mendukung juga pernyataan bahwa musik bertempo cepat jika dimainkan dengan suara yang lembut tidak akan menjadi distraksi bagi partisipan. Volume musik yang diperdengarkan dalam penelitian ini adalah volume yang nyaman didengarkan partisipan, sehingga volume suara menjadi variabel yang dikontrol dalam penelitian ini.

 

Perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah genre musik yang diperdengarkan, di mana penelitian ini memperdengarkan musik pop instrumental dan penelitian yang dilakukan Schellenberg, Thompson, dan Letnic (2011) menggunakan musik klasik instrumental. Hal itu berarti bahwa jenis musik yang diperdengarkan tidak memberikan pengaruh terhadap atensi seseorang selama musik yang diperdengarkan adalah musik instrumental dengan tempo cepat dengan volume yang nyaman didengar.

 

Salah satu temuan yang menarik dari eksperimen yang dilakukan kali ini adalah peningkatan skor atensi ketika mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo lambat. Bila didasarkan pada attention drainage effect yang dijelaskan oleh Chou (2010), maka musik pop instrumental dengan tempo lambat tidak memenuhi kapasitas kognitifnya sehingga tidak mengganggu atensi seseorang. Oleh karena itu, musik yang diperdengarkan tidak menjadi distraktor auditoris dan atensi seseorang saat mengerjakan tes tetap terjaga. Meningkatnya skor atensi dimungkinkan terjadi karena partisipan memiliki mood yang positif dan lebih tenang dalam mengerjakan Concentration Grid Test sambil mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo lambat, sesuai dengan mood and arousal hypothesis.

 

Sayangnya dalam penelitian ini tidak diukur emosi yang dirasakan partisipan saat mendengarkan masing-masing musik, sehingga belum diketahui bagaimana respon emosi partisipan saat mendengarkan musik yang dimainkan. Eksperimen yang dilakukan sudah berusaha mengontrol berbagai faktor yang bisa memengaruhi validitas internal dari eksperimen. Agar tidak terjadi efek interaksi atau efek urutan dalam pemberian stimulus eksperimen, dilakukan counterbalancing sehingga efek urutan terkontrol. Konstansi kondisi juga dilakukan dengan melakukan eksperimen di tempat yang sama dan menggunakan musik dengan genre yang sama, yaitu musik pop instrumental, dengan variasi hanya pada tempo musiknya saja.

 

Sayangnya seluruh partisipan dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki, sehingga mungkin hasil yang berbeda akan didapatkan jika terdapat partisipan perempuan dalam eksperimen ini. Studi selanjutnya dapat mencari partisipan yang lebih beragam dan juga mengukur respon emosi partisipan saat mendengarkan masing-masing musik yang menjadi stimulus eksperimen untuk dapat menjawab dugaan dari mood and arousal hypothesis.

 

12  Penulis Jurnal           : Cana Maria Tarigan 

     Judul Jurnal              : Mendengar Musik Sebagai Stimulus Terhadap Kecerdasan Emosional Remaja 

     Halaman Jurnal        : 1 - 13

Tujuan

Musik diakui memiliki kekuatan untuk mengantar dan menggugah emosi, baik melalui penjiwaan terhadap alur cerita, musik, dan karakter yang diperankan maupun sebagai sarana untuk mengekspresikan diri. Oleh karena itu, musik tidak dapat dipisahkan dari emosi.

 

Kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan karena membutuhkan stimulus yang tepat, salah satunya melalui mendengarkan musik, di mana musik merupakan unsur yang paling dekat dengan kehidupan manusia. Kecerdasan emosional juga mampu memotivasi diri, sehingga ketika kita mengalami kesulitan, memiliki kecerdasan emosional yang baik memungkinkan kita untuk memotivasi diri sendiri, mengatur nurani, dan meningkatkan empati seseorang. Jadi, seseorang yang cerdas secara emosional tidak hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi juga memahami maknanya.

 

Metode

Nana Sudjana menyatakan bahwa populasi memiliki cakupan yang sangat luas, bahkan beberapa tidak dapat dihitung jumlahnya dan besarnya, sehingga menjadi tidak mungkin untuk diselidiki. Jika pun akan diselidiki, hal itu akan memerlukan biaya, tenaga, dan waktu yang sangat mahal dan tidak praktis. Oleh karena itu, perlu dipilih sebagian saja yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi utuh.

 

Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah para pelajar yang berada di Lingkungan SMA Sultan Iskandar Muda Medan, yang berjumlah 200 pelajar Kristen. Alasan pemilihan pelajar dari Lingkungan SMA Sultan Iskandar Muda Medan adalah karena dianggap memiliki kecerdasan emosional yang tinggi sebagai dampak dari mendengarkan musik sebelum dan sesudah proses belajar-mengajar. Teknik pengambilan data dari populasi dilakukan dengan sistem random sampling, yaitu pengambilan data secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Semua anggota populasi memiliki peluang yang sama dan tidak terikat untuk dimasukkan dalam sampel.

 

Hasil Penelitian

1. KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA

Salovery mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri saat perasaan atau emosi itu muncul. Individu mampu mengenali emosinya sendiri jika memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perasaan mereka yang sebenarnya dan kemudian mengambil keputusan dengan mantap.

Kemampuan dalam membina hubungan sosial sama pentingnya dengan kemampuan dalam mengelola emosi orang lain. Remaja merupakan individu sosial yang membutuhkan hubungan dan komunikasi dengan orang lain untuk mengembangkan dirinya. Mereka menginginkan kasih sayang, pengakuan, dan penghargaan. Mereka juga ingin diakui dan dihargai serta ingin memiliki peran yang diakui dalam kelompoknya. Jelas bahwa individualitas dan sosialitas saling melengkapi dalam keberadaan remaja.

 

2. PENGONTROLAN EMOSI DIRI REMAJA

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, dan mengontrol emosi dirinya sendiri serta emosi orang lain di sekitarnya. Emosi dalam konteks ini mengacu pada perasaan terhadap informasi mengenai suatu hubungan, sedangkan kecerdasan (intelektual) berkaitan dengan kemampuan memberikan alasan yang valid tentang hubungan tersebut.

 

Kecerdasan emosional (EQ) saat ini dianggap sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual (IQ). Penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam mencapai kesuksesan bagi seorang remaja. Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan untuk mengendalikan perasaan agar tidak meledak dan memengaruhi perilaku dengan wajar. Sebagai contoh, seseorang yang marah dapat mengendalikan kemarahannya tanpa menimbulkan konsekuensi yang menyesal di kemudian hari.

 

Kemampuan dalam mengelola hubungan dengan orang lain adalah kemampuan untuk mengelola emosi orang lain, menciptakan keterampilan sosial yang tinggi, dan memperluas pergaulan. Remaja dengan kemampuan ini cenderung memiliki banyak teman, pandai bergaul, dan menjadi lebih populer. Kemampuan ini mulai berkembang ketika anak mencapai tahap perkembangan operasional kongkrit. Kehadiran teman sebaya sangat penting bagi mereka, sehingga keinginan untuk membina hubungan dapat memotivasi remaja untuk mengembangkan kecerdasan emosional dalam hal membina hubungan dengan orang lain.

 

Membina hubungan adalah kemampuan dasar yang mendukung popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi. Mengelola orang lain sebagai elemen dalam meningkatkan kemampuan antar pribadi, membentuk daya tarik, dan kesuksesan sosial. Orang yang mahir dalam kecerdasan sosial mampu menjalin hubungan dengan orang lain dengan lancar, peka terhadap reaksi dan perasaan mereka, mampu memimpin dan mengorganisir, serta pandai dalam menangani konflik yang muncul dalam berbagai aktivitas manusia.

 

Kesimpulan

Dengan kemampuan pengendalian emosi yang dipersembahkan oleh musik, remaja secara tidak langsung dapat mengekspresikan berbagai perasaan yang dimilikinya, seperti kegembiraan, kesedihan, kegalauan, dan lain sebagainya. Bagi remaja, musik juga berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan diri ketika mereka kesulitan mengungkapkan perasaan mereka kepada orang lain. Sejatinya, musik memiliki dampak positif dan negatif pada pengendalian emosional remaja. Kecerdasan emosional memiliki pengaruh besar dalam kehidupan remaja di masa depan, karena kemampuan untuk mengendalikan emosi dengan baik akan memudahkan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan mengembangkan potensi mereka secara optimal.

 

 

13  Penulis Jurnal           : Affayruz Sakka Adhi Kuncoro 

     Judul Jurnal              : PENGARUH MUSIK TERHADAP EMOSI SISWA SISWI MTSN 1 JEPARA 

     Halaman Jurnal        : 1 - 6

Tujuan

Musik diakui memiliki kekuatan untuk membangkitkan dan menggugah emosi, baik melalui penghayatan terhadap alur cerita, melodi musik, dan karakter yang diperankan maupun sebagai sarana untuk berekspresi diri. Oleh karena itu, musik tidak dapat dipisahkan dari pengalaman emosional. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menyelidiki pengaruh musik terhadap emosi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh musik terhadap suasana hati seseorang disebabkan oleh proses mendengarkan musik itu sendiri yang menjadi stimulus penting bagi otak. Hal ini memengaruhi otak dalam aspek kognitif dan emosional. Secara khusus, dalam aspek emosional, mendengarkan musik dapat memengaruhi sistem saraf manusia di otak, seperti amigdala dan korteks media orbitofrontal yang bekerja bersama-sama untuk memproses emosi seseorang. Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa musik dinilai baik untuk membantu memulihkan mood dalam proses pembelajaran, karena musik dapat memengaruhi keadaan emosional kita.

 

Metode

Metode penelitian dalam mini riset ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, wawancara, dan observasi. Selain itu, peneliti juga menggunakan kajian teoretis. Responden dari penelitian ini adalah siswa-siswi MTsN 1 Jepara.

 

Hasil Penelitian

Dari hasil observasi dan wawancara terhadap narasumber dan responden, ditemukan bahwa musik berperan penting dalam membantu pemulihan mood saat belajar, karena musik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap diri kita. Beberapa pengaruh musik yang dirasakan oleh siswa MTsN 1 Jepara antara lain:

 

1. Musik membuat siswa tidak bosan saat belajar.

2. Musik meningkatkan kreativitas berpikir.

3. Mendengarkan musik meningkatkan kosakata.

4. Musik membuat siswa merasa rileks dan tenang.

5. Pembelajaran yang sedang dipelajari menjadi lebih mudah diingat.

6. Musik membantu menghilangkan rasa gugup dan stres.

Kebiasaan mendengarkan musik memiliki beragam alasan yang memengaruhi pola belajar siswa, baik dampaknya negatif maupun positif, tergantung pada bagaimana siswa mengontrol diri mereka sendiri. Musik dapat merangsang proses berpikir otak dan mempengaruhi mood siswa saat belajar.

 

Kesimpulan

Musik memiliki implikasi terhadap emosi siswa-siswi MTsN 1 Jepara. Mendengarkan musik dapat meningkatkan mood mereka. Jika mereka mendengarkan musik dengan nada yang sedih, perasaan mereka akan terasa sedih, begitu pula sebaliknya jika mereka mendengarkan musik yang ceria, perasaan mereka akan menjadi senang. Lirik dari musik juga memengaruhi situasi mood siswa-siswi MTsN 1 Jepara. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa musik memang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap emosi siswa-siswi MTsN 1 Jepara, dan apakah dampaknya bersifat positif atau negatif tergantung pada penilaian individu.

 

14.  Penulis Jurnal           : Febby Febriyani Kharisma, Marlina, Wilda Yulia Rusyida 

      Judul Jurnal              : Analisis Pengaruh Mendengarkan Musik Terhadap Tingkat Fokus dan Produktivitas Mahasiswa dalam Mengerjakan Tugas 

      Halaman Jurnal        : 1 – 7

Tujuan

Menjadi mahasiswa merupakan tantangan tersendiri bagi setiap individu yang menghadapinya. Penyebab pengaruh mendengarkan musik terhadap mood seseorang adalah karena mendengarkan musik itu sendiri merupakan stimulus yang besar bagi otak. Banyaknya tuntutan tugas dapat menyebabkan stres bagi mahasiswa. Salah satu terapi yang digunakan untuk mengatasi stres adalah mendengarkan musik. Mendengarkan musik juga ternyata tidak hanya dapat menghilangkan stres, tetapi bagi sebagian mahasiswa, mendengarkan musik dengan tempo rendah juga dapat meningkatkan fokus dalam mengerjakan tugas. Tujuan dari literatur ini adalah untuk mengetahui bagaimana musik mempengaruhi fokus mahasiswa dalam mengerjakan tugas. Metode yang digunakan adalah metode tinjauan literatur. Tinjauan pustaka merupakan pencarian dan penelitian literatur dengan membaca berbagai jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

 

Metode

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah studi literature review. Literature review melibatkan penelusuran dan penelitian kepustakaan dengan membaca berbagai buku, jurnal, dan publikasi lain yang terkait dengan topik penelitian. Tujuannya adalah untuk melakukan konteks review, yang dapat disampaikan secara eksplisit oleh peneliti. Dalam pendekatan ini, penelitian mengkaji pengaruh mendengarkan musik terhadap mahasiswa saat mengerjakan tugas. Musik dapat membuat mereka lebih santai, tetapi juga memiliki dampak negatif jika musik yang dipilih tidak sesuai.

 

Hasil Penelitian

Kegagalan siswa untuk fokus, penyelesaian tugas yang tidak memadai, kesulitan tidur, impulsivitas, melupakan waktu makan, ekspresi wajah yang tidak diobati, lupa, kurangnya perawatan terhadap lingkungan, kecemasan, serta sakit kepala yang sering, semua adalah gejala merasa tertekan dan tertegun oleh tuntutan tanggung jawab akademis mereka. Selain itu, ketika anda mencoba tidur, pikiran anda sibuk dengan tugas-tugas untuk dosen, magang, dan final. Akibatnya, anda tidak dapat tertidur, tubuh nda menjadi tidak sehat dan tidak bersemangat, fokus anda terpecah, anda tak dapat berkonsentrasi, perasaan anda tidak tenang, kecemasan, dan kekhawatiran, jantung anda terus-menerus berdetak, dan sulit bagi anda untuk mengontrol pernapasan. Kepercayaan bahwa musik juga bisa menjadi kendaraan untuk ekspresi diri didorong oleh musik. Secara umum diketahui bahwa musik memiliki kemampuan untuk memicu dan membangkitkan emosi, apakah mereka diekspresikan melalui pencerobohan cerita, lagu, dan karakter yang dimainkan atau hanya sebagai cara ekspresi diri. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk memisahkan emosi dari musik. Misalnya, psikologi karakter di opera terkait dengan berbagai gerakan emosional. Emosi sementara itu, adalah komponen yang diperlukan dari ekspresi diri(Aryaneta, 2022).

 

Kebanyakan orang sering mendengarkan musik dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ada begitu banyak musik yang dimainkan di ruang publik, seperti kafe, perpustakaan, dan sebagainya. Banyak jenis musik yang berbeda, termasuk pop, jazz, dan klasik, adalah apa yang kita dengar di depan umum. Musik klasik biasanya dimainkan selama sesi studi. Mengapa dengan mendengarkan musik klasik? Karena mendengarkan musik klasik membantu tubuh fokus, itu merangsang saraf otak untuk bekerja lebih keras dan lebih keras. Semua orang dapat tenang dan rileks oleh musik, dan juga dapat membantu dalam mengurangi stres dan kecemasan yang terkait dengan belajar. Musik instrumental dapat membantu kita berkonsentrasi lebih banyak pada tugas kita, meningkatkan suasana hati kita, dan memotivasi kita di dalam. Untuk waktu yang sangat lama, musik dapat menjaga pikiran kita terbuka untuk informasi baru. Banyak dari kita menggunakan musik untuk membantu dalam penghapusan; dengan mempromosikan sikap gembira, itu membantu otak membangun kenangan. Tergantung pada individu dan gaya belajar preferensi mereka, musik mungkin atau mungkin tidak memiliki dampak pada pembelajaran. Hindari mendengarkan musik saat belajar jika Anda mudah terganggu oleh kebisingan keras karena akan mencegah Anda dari berkonsentrasi. Namun, jika Anda memiliki kemampuan multitasking, Anda mungkin dapat mendengarkan musik saat belajar sehingga Anda dapat memperhatikan dengan seksama. Ketika kita berbicara tentang tujuan mengajar, pilihan lagu menjadi penting karena pendidikan harus ditekankan, tidak hanya hiburan, untuk mencapai tujuan jangka panjang menghasilkan generasi berkualitas (Ifadah & Aimah, 2012).

 

Tentu saja, musik atau lagu memiliki dampak yang signifikan pada kondisi psikologis remaja karena mereka terus-menerus terpapar dengannya dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik secara sengaja karena mereka ingin mendengarkannya atau karena secara tidak sengaja mereka mendengarnya dari orang lain atau dari sesuatu yang membuat musik terdengar. Di era saat ini, kita terus-menerus dikelilingi oleh musik dalam kehidupan kita sehari-hari tanpa menyadarinya. Anda dapat menggunakan iklan di televisi sebagai contoh. Sebagian besar iklan tersebut menggunakan musik di latar belakang. Setelah itu, dapat saya pastikan untuk pernah mendengar musik dengan aliran nada yang menenangkan ketika saya memasuki mall sehingga saya dapat berbelanja dengan santai. Di tempat makan seperti restoran, musik biasanya hadir untuk meningkatkan suasana. Terutama di kafe, yang merupakan hangout favorit di kalangan anak muda saat ini. Ada banyak kafe di daerah ini yang menyediakan musik langsung atau pertunjukan musik langsung untuk kesenangan para pendukung.

 

Remaja mendengarkan musik untuk berbagai alasan, termasuk beberapa lainnya selain hanya menikmatinya sebagai hobi. Banyak anak-anak modern melihat ke atas penyanyi, rapper, atau idola lain yang tidak diragukan lagi terlibat dalam industri musik. Remaja memiliki lagu favorit, dan mereka secara alami mendengarkan mereka sering. Ada banyak remaja yang menyembah penyanyi karena musik atau lagu yang diputar sesuai dengan kondisi mereka saat ini, serta cukup beberapa remaja yang memuji idola mereka karena musik yang diproduksi oleh idola. Ini dibawa oleh berbagai hal, seperti penciptaan seorang musisi atau lagu yang menarik untuk selera mereka. Musik memiliki efek yang mendalam pada kondisi psikologis seorang remaja karena selalu bersebelahan dengannya. Setiap kali seorang remaja sedang belajar, sebagai ilustrasi. Faktor internal dan eksternal, khususnya lingkungan sekitar, memiliki dampak pada pembelajaran. (Najla, 2020).

 

Kesimpulan

Ketika seorang siswa tidak dapat mencapai standar akademik dan melihat kewajiban akademik yang dapat diterima sebagai gangguan, mereka cenderung merasa stres akademik. Kurangnya energi, demam dan kepahitan, ketegangan otot, detak jantung yang meningkat, dan kesulitan tidur adalah beberapa gejala fisik stres. Stres dapat merusak fungsi kognitif dengan menyebabkan goncangan, serangan panik, sering lupa, dan disorientasi.

Menurut temuan dari banyak studi tentang dampak terapi musik klasik dalam mengurangi stres yang dirasakan oleh siswa, mereka yang telah menerima terapi musik tradisional menemukan lebih mudah untuk menangani stres, ketegangan, rasa sakit, dan gangguan lain atau kekacauan emosional negatif yang mereka alami. Salah satu penjelasan adalah bahwa impuls ritmis yang dihasilkan oleh musik kemudian dicatat oleh organ pendengaran.

 

 

 

 

 

 

15.  Penulis Jurnal           : Siska Amanda, Aulia Annisafitri, Meisya Angelia, Solita Claudya Augilera, Yuri Nurdiantami 

     Judul Jurnal              : Studi Literatur Pengaruh Musik Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa 

     Halaman Jurnal        : 1 – 9

Tujuan

Masalah kesehatan mental telah menjadi perhatian utama di kalangan mahasiswa belakangan ini. Keterkaitan langsung mahasiswa dengan kemajuan dan perkembangan teknologi membuat mereka rentan terhadap masalah kesehatan mental. Beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami gangguan kesehatan mental antara lain adalah beban tugas, tekanan dari organisasi, tuntutan untuk lulus dengan cepat, serta transisi dari pendidikan menengah ke perguruan tinggi. Mahasiswa sering mencari kegiatan yang dapat memberikan energi positif, dan salah satunya adalah kegiatan yang berkaitan dengan musik. Oleh karena itu, musik telah menjadi bagian penting dari aktivitas sehari-hari mahasiswa.

 

Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa musik memiliki pengaruh signifikan baik secara fisik maupun mental pada manusia. Intervensi musik sebagai pengobatan non-farmakologis semakin banyak digunakan untuk merawat aspek psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengaruh musik terhadap kesehatan mental mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka (literature review) dengan melakukan survei literatur terbaru.

 

Pencarian artikel dilakukan melalui berbagai database online seperti Google Scholar, DOAJ, dan Pubmed, dengan memfokuskan pada artikel yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel adalah musik, kesehatan mental, dan mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu artikel menyatakan bahwa musik klasik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan, sementara enam artikel lainnya menunjukkan bahwa musik memiliki pengaruh positif terhadap kesehatan mental mahasiswa. Selain itu, musik juga dianggap sebagai terapi dan strategi koping yang efektif dalam meningkatkan kesehatan mental mahasiswa.

 

Metode

Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis dengan Meta-Analisis digunakan sebagai metode untuk mengintegrasikan hasil-hasil. Sumber artikel berasal dari tiga basis data, yaitu PubMed, Google Scholar, dan DOAJ (Directory of Open Access Journals). Kata kunci yang digunakan adalah "kesehatan mental" dan "musik" atau "mahasiswa". Rentang waktu penerbitan artikel adalah antara tahun 2018 hingga 2022, dan artikel-artikel tersebut ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Subjek yang dimasukkan adalah mahasiswa yang aktif saat penelitian dilakukan. Makalah dan buku dikecualikan dari analisis.

 

Metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis Protocols) digunakan oleh penulis untuk mengidentifikasi artikel sesuai dengan kata kunci, melakukan penyaringan, menilai kelayakan artikel, dan menganalisis artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Ini menciptakan beberapa tahapan ilmiah yang terstruktur dalam proses penelitian.

 

Hasil Penelitian

Musik telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari manusia, bahkan digunakan sebagai terapi dalam praktik pengobatan psikologis. Menurut literatur yang ditinjau, musik memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental mahasiswa. Misalnya, musik dengan nada mellow atau lirik sedih dapat memengaruhi suasana hati pendengarnya, sementara musik pop, hip-hop, edm, dan yang bertenaga dapat meningkatkan semangat. Studi di China menunjukkan bahwa jenis musik yang sering didengarkan oleh mahasiswa memiliki dampak yang berbeda pada kesehatan mental mereka. Musik pop, klasik barat, dan klasik China dianggap berdampak positif, sementara musik berat seperti rock, heavy metal, dan rap memiliki dampak negatif.

 

Penelitian juga menyoroti peran musik dalam terapi dan strategi koping. Terapi musik kolektif, seperti Group Impromptu Music Therapy (GIMT), telah terbukti meningkatkan regulasi emosional, mengurangi depresi, dan mengurangi kecemasan pada mahasiswa. Selain itu, musik juga digunakan sebagai strategi koping dalam mengelola stres dan distress, dengan mahasiswa melaporkan dampak positifnya dalam mengurangi gejala distress.

 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa musik juga memengaruhi sistem penerimaan dan komitmen seseorang. Terapi penerimaan dan komitmen yang dikombinasikan dengan terapi relaksasi musik telah terbukti membantu mahasiswa meningkatkan kondisi mental, meningkatkan evaluasi kualitas hidup, dan mengurangi gejala depresi. Namun, penelitian juga mencatat bahwa tidak semua jenis musik memiliki dampak yang sama. Sebagai contoh, penelitian terhadap mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara menunjukkan bahwa musik klasik tidak berpengaruh signifikan pada tingkat kecemasan mahasiswa yang sedang menghadapi blok sistem muskuloskeletal.

 

Kesimpulan

Hasil dari tinjauan literatur menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara musik dan kesehatan mental mahasiswa. Musik memainkan peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan mental mereka dengan memengaruhi suasana hati, emosi, dan tingkat stres. Jenis musik yang bersifat positif cenderung meningkatkan emosi positif, sementara musik yang bersifat negatif dapat memicu emosi negatif.

 

16.  Penulis Jurnal           : Kartini, Nurus Sa’adah 

      Judul Jurnal              : Dampak Musik Religi Terhadap Konsentrasi Belajar (Studi Kasus: Mahasiswa Pascasarjana BKI 2021-2022) 

     Halaman Jurnal        : 1 – 6

Tujuan

Konsentrasi belajar memiliki peran penting dalam hasil belajar mahasiswa, karena merupakan bagian dari perhatian yang memungkinkan mereka menerima informasi dengan lebih baik. Musik sering digunakan sebagai faktor pendukung untuk memperbaiki mood yang kurang baik, dan salah satu jenis musik yang populer adalah musik religi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk studi kasus untuk mengevaluasi pengaruh mendengarkan musik religi terhadap konsentrasi belajar mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa mahasiswa merasa lebih tenang dan senang saat mengerjakan tugas dengan mendengarkan musik religi. Mereka mengatakan bahwa melodi musik yang mereka dengar membantu mereka fokus pada tugas mereka. Mendengarkan musik religi juga membantu beberapa mahasiswa memperbaiki mood mereka, membuat mereka tampak lebih tenang, damai, dan dapat lebih fokus dalam belajar.

 

Metode

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk mengatasi masalah yang ada. Pendekatan ini mengacu pada prinsip-prinsip penelitian kualitatif yang mendeskripsikan data lapangan melalui wawancara sebagai sumber utama. Analisis dilakukan untuk memahami dan menggambarkan realitas yang ada, dengan tujuan akhir menyajikan temuan dalam bentuk teori. Studi kasus dipilih karena dianggap sebagai sarana efektif untuk memperoleh informasi yang diperlukan sambil menjaga hubungan yang baik antara peneliti dan informan.

 

Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk mengeksplorasi hubungan antara mendengarkan musik, khususnya musik religi, dengan konsentrasi belajar mahasiswa. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan beberapa mahasiswa yang rutin mendengarkan musik saat belajar. Hasil wawancara menunjukkan bahwa musik memiliki pengaruh positif terhadap mood dan konsentrasi belajar mahasiswa.

 

Seorang mahasiswa menyatakan bahwa mendengarkan musik membantu merangsangnya dan memperbaiki moodnya, terutama ketika merasa kurang baik. Dia mengungkapkan bahwa sebagai seorang introvert, musik memiliki stimulus yang kuat dan menenangkan baginya, yang membantu memulihkan mood yang kurang baik menjadi lebih baik.

 

Mahasiswa lain juga menyampaikan bahwa mendengarkan musik saat belajar dapat meningkatkan mood mereka. Mereka menikmati melodi yang indah dan menyenangkan dalam musik, yang membantu mereka merasa lebih tenang dan fokus dalam mengerjakan tugas.

 

Penemuan serupa juga diungkapkan oleh mahasiswa lain yang rutin mendengarkan musik positif dengan nuansa religi. Mereka merasa bahwa mendengarkan musik tersebut dapat menenangkan pikiran dan meningkatkan mood mereka saat belajar.

 

Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa mendengarkan musik, khususnya musik religi, dapat menjadi faktor pendukung yang efektif dalam meningkatkan konsentrasi belajar mahasiswa.

 

Kesimpulan

Konsentrasi dalam belajar merupakan kunci untuk memahami materi dengan baik. Pelajar yang dapat berkonsentrasi cenderung lebih berhasil dalam memahami pelajaran. Salah satu faktor pendukung konsentrasi adalah mood yang baik, dan salah satu cara untuk meningkatkan mood adalah dengan mendengarkan musik. Musik, sebagai rangkaian perasaan melodi suara, dapat memberikan kepuasan saat pendengar meresapi pesan dalam alunannya. Perasaan-perasaan yang dihasilkan oleh musik dapat menjadi stimulus dalam meningkatkan mood pelajar saat mengerjakan tugas dan belajar.

17  Penulis Jurnal           : Sri Mustika Aulia 

     Judul Jurnal              : PENDIDIKAN MUSIK SEBAGAI PERANGSANG KONSENTRASI ANAK AUTIS DI SEKOLAH AUTIS MITRA ANANDA PADANG 

     Halaman Jurnal        : 1 – 13

Tujuan

Penelitian dilakukan pada dua anak autis yang mengalami kesulitan dalam konsentrasi, terutama dalam memusatkan perhatian pada hal-hal di sekitar mereka. Untuk meningkatkan konsentrasi mereka, diberikan pendidikan musik dengan menggunakan media notasi balok berwarna. Anak-anak autis merupakan visual thinker, sehingga mereka dapat menangkap pelajaran dengan baik melalui materi yang disajikan secara visual. Penelitian ini mengadopsi metode Design Based Research yang diterapkan dalam tiga siklus. Desain dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak-anak.

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi anak-anak dalam memainkan melodi menggunakan notasi balok warna meningkat dengan baik. Mereka mampu memainkan musik tanpa perlu mengandalkan notasi balok warna lagi. Penggunaan konsep Design Based Research menghasilkan sintaks pendidikan yang efektif bagi anak-anak, di mana warna memiliki dampak yang signifikan. Anak-anak dapat meniru musik yang mereka dengar, menentukan, dan menirukan dengan menggunakan notasi balok warna. Selain itu, penelitian ini juga memperlihatkan perkembangan dalam komunikasi, respon, perhatian terhadap gerakan tubuh, dan kemampuan anak-anak untuk mengaplikasikan materi yang dipelajari dengan baik.

 

Metode

Penelitian ini ditujukan untuk dua anak autis yang memiliki tantangan dalam konsentrasi, di mana satu anak sulit melakukan kontak mata dan yang lainnya hanya melakukan komunikasi satu arah. Kedua anak memiliki kesamaan dalam kesulitan berkonsentrasi, tetapi mereka juga memiliki kesamaan dalam ketertarikan terhadap musik. Anak pertama lebih suka memainkan dan memukul-mukul benda untuk menciptakan musik, sedangkan anak kedua memiliki latihan langsung dalam memainkan piano dan drum. Untuk membantu meningkatkan dan melatih konsentrasi mereka, digunakan pendidikan musik dengan notasi warna.

 

Desain penelitian disusun berdasarkan kebutuhan dan kemampuan anak-anak, dengan sepuluh tahapan yang akan dilalui oleh peneliti dan anak-anak. Terdapat tiga siklus yang masing-masing melalui tahapan identifikasi masalah, refleksi, dan evaluasi. Partisipan dalam penelitian ini adalah dua anak autis yang sama-sama menerima pendidikan dari usia dini, dengan rentang usia yang tidak jauh berbeda.

 

Penelitian dilakukan di Sekolah Autis Yayasan MitraDokumentasi, dengan menggunakan dokumentasi foto, kondisi sekolah, dan proses pembelajaran sebagai sumber informasi. Data yang dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi kemudian diolah menggunakan teknik triangulasi, dengan memperkuat hasil dari berbagai sumber data.

 

Pendidikan musik yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan intelegensi musikal dan kualitas hidup anak-anak autis. Kemandirian dalam bermain musik dengan panduan notasi warna membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi mereka dalam memperhatikan sesuatu yang ada di depan mereka.

 

Hasil Penelitian

a. Anak-anak mampu meniru musik yang didengar dan dilihat secara langsung. Hal ini terjadi pada pertemuan kelima siklus ketiga, di mana anak-anak tidak memainkan lagu "bareh solok" pada awalnya, melainkan hanya mendengar dan melihat peneliti memainkan lagu tersebut tanpa menggunakan notasi musik. Anak-anak hanya memperhatikan tanpa mengganggu peneliti. Setelah itu, peneliti menantang anak-anak untuk memainkan lagu tersebut, dan mereka berhasil memainkannya dengan baik tanpa meminta bantuan dari siapapun. Mereka bahkan membuat versi lain dari lagu tersebut, menunjukkan kemampuan musikalitas yang luar biasa, sesuai dengan konsep sindrom savant pada individu autis.

 

b. Anak-anak mampu mengidentifikasi nada tonal mayor. Ini terlihat pada siklus dua dan tiga, di mana anak-anak dapat mengenali nada tonal mayor dan membahasakan notasi warna pada alat musik.

 

c. Anak-anak dapat menyanyikan, menirukan, dan menebak nada dengan dan tanpa notasi balok warna. Ini terjadi pada siklus dua dan tiga, di mana anak-anak dapat memainkan notasi balok warna.

 

Sintaks di atas disusun berdasarkan perilaku anak-anak dalam menerima pelajaran dari peneliti. Pada sintaks pertama, anak-anak tidak mengalami fase pengulangan karena mereka memahami dan mempraktekkan materi setelah didemonstrasikan oleh peneliti. Pada lembar kegiatan guru, perbedaan antara kedua anak terlihat dalam pemberian reward sebagai motivasi belajar.

 

Sintaks kedua memiliki fase tambahan, yaitu fase Tanya Jawab, karena anak-anak mengalami kesulitan dalam memahami materi. Lembar kegiatan guru juga menjanjikan reward untuk motivasi belajar.

 

Perubahan hormonal dapat menurunkan konsentrasi anak. Terlihat pada pertemuan keenam siklus ketiga, di mana anak perempuan sedang mengalami menstruasi dan mengalami gangguan emosional yang menghambat proses belajar. Hal ini juga dinyatakan oleh Dr. Hidayat, yang menjelaskan bahwa anak autis juga mengalami masa pubertas yang dapat memengaruhi mood dan emosi mereka.

 

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan berbagai temuan yang ditemukan selama penelitian dalam pendidikan musik, yang meliputi:

 

1. Konsentrasi anak menunjukkan peningkatan, terlihat dari waktu yang lebih singkat yang diperlukan anak dalam setiap pertemuan. Hal ini menandakan bahwa anak-anak sudah dapat berkonsentrasi dengan baik sehingga mereka dapat menyelesaikan materi lebih cepat.

 

2. Anak-anak mampu mengimplementasikan materi yang diberikan dengan baik. Mereka menunjukkan perhatian yang lebih tinggi selama proses belajar, terlihat dari absennya keluhan atau diam-diam dalam proses pembelajaran. Respon anak terhadap kegiatan belajar juga sangat positif, dengan menunjukkan kepercayaan diri yang berbeda dan penggunaan kata-kata penyemangat dalam belajar.

 

3. Komunikasi non-verbal anak meningkat cukup baik, meskipun tidak secara signifikan.

 

4. Gerakan tubuh anak yang sebelumnya tidak terkendali mulai berkurang, karena anak-anak lebih fokus pada memainkan alat musik yang mengharuskan mereka berkonsentrasi penuh pada tangan.

 

5. Konsep warna dalam pendidikan musik menunjukkan hasil positif, di mana anak-anak dapat mengenal nada dengan baik dan memainkan lagu tanpa mengandalkan notasi musik. Hal ini memungkinkan mereka untuk berkonsentrasi penuh pada nada dan ritme yang ingin dimainkan.

 

6. Efektivitas penelitian Design Based Research terbukti dengan peningkatan konsentrasi anak dan menghasilkan keluaran ilmiah berupa sintaks pendidikan musik untuk anak autis. Selain itu, terdapat keluaran praktis dan sosial berupa perkembangan anak dalam bermain musik dan kelanjutan pendidikan musik melalui pelatihan setelah penelitian.

 

Sensitivitas musikal anak autis terbukti cukup baik, di mana mereka mampu mengimitasi lagu hanya dengan melihat dan mendengar. Penemuan lain adalah pengaruh yang signifikan dari perubahan hormonal pada kegiatan anak, terutama pada anak perempuan autis.

 

18  Penulis Jurnal           : Grace Aprilia Purba 

     Judul Jurnal              : MUSIK VIDEO GAME DRAGON NEST TERHADAP GERAK TUBUH PARA GAMERS DAN PENGARUHNYA 

     Halaman Jurnal        : 1 – 10

Tujuan

Dragon Nest adalah salah satu game online multipemain yang menggunakan musik SFX sebagai pengiring yang berasal dari Korea. SFX adalah singkatan dari sound effects atau dapat diartikan sebagai efek suara. Dalam perkembangannya, banyak game online saat ini yang menggunakan musik SFX sebagai pengiringnya. Dragon Nest menggunakan Actuality recorded effect, efek suara ini merupakan efek suara yang didapat/direkam langsung dalam scene/adegan, dan digunakan sebagai efek suara pada saat rekaman seperti suara kendaraan, suara hentakan kaki, suara pukulan, suara tembakan dan lain sebagainya.

 

Efek suara secara khusus dapat mempengaruhi emosi para pendengarnya, karena musik dalam emosi disepakati sebagai bagian dari komunikasi nonverbal. Oleh karena itu setiap emosi memiliki bentuk ekspresi khusus yaitu postur tubuh, nada suara, tarian, gerakan gerakan atau ekspresi frasering (kalimat lagu) dalam musik. Emosi-emosi tersebut akan akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini. Selain itu, Dragon Nest merupakan game yang sangat dinanti dan diminati oleh para gamer. Berangkat dari hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penenlitian terhadap game tersebut. Penelitian ini akan membahas bagaimana pengaruh SFX musik sebagai pengiring game, dan menjelaskan alasan yang membuat game ini sangat digemari oleh masyarakat.

 

Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini memakai metode kualitatif dengan pendekatan musikologi dan psikologi. Sehingga lebih menekankan makna dan digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang belum terungkap, mengembangkan teori, dan untuk memastikan kebenaran data.

Pendekatan studi kasus dalam penelitian ini digunakan untuk menelitiperistiwa yang terjadi dalam waktu tiga bulan. Pendekatan ini bertujuan untuk meneliti musik game Dragon Nest terhadap gamers dan pengaruhnya.

B. Tahap Penelitian

 

Tahap Awal Penelitian

Tahap Pengambilan Data dari Lapangan

Tahap Penganalisaan Hasil Lapangan

Tahap Merangkum Hasil Analisis

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah atau kost para gamers dengan komputer laptop yang dan headphone yang memadai

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah gamers pada rentang usia 17 tahun sampai 25 tahun yang berjumlah 5 games.

 

Hasil Penelitian

A. Hasil Penelitian

Musik SFX dalam video game Dragon Nest memperlihatkan bahasa tubuh gamers yang merespon terhadap musik tersebut. Sebagian besar respon gamers terhadap musik tersebut adalah semangat dan bergairah dalam memainkan game tersebut. Ketika gamers kalah dari pertandingan game tersebut, bahasa tubuh yang terkait dengan respons fisik yang terlihat yaitu gamers akan memukul meja, berteriak marah, dan bersemangat bermain untuk memenangkan pertandingan dalam game tersebut dan ketika gamers menang dalam pertandingan, mereka akan memperlihatkan ekspresi wajah teramati yaitu dengan senyum dan tawa.

 

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian mengenai pengaruh musik video game Dragon Nest terhadap gamers adalah sebagai berikut:

 

1. Game ini merupakan game bergenre Role-Playing Game yang para pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama.

2. Jenis-jenis musik dalam video game Dragon Nest, yaitu musik yang menggunakan beat dan melodi yang mencekam sehingga dapat memacu adrenalin para player. Dragon Nest juga menggunakan Background Music (BGM) dan Sound Effect (efek suara) secara bersamaan, sehingga semakin membuat para player bersemangat memainkannya.

3. Respon emosi para player terlihat saat memainkan game tersebut dengan musik, mereka seakan-akan menganggap diri mereka yang berada dalam game tersebut sehingga antusias dan semangat sangat terlihat jelas saat mereka memainkan game tersebut. Saat kalah pun mereka merasakan kecewa, dan bertekad untuk menang saat memainkan game Dragon Nest lagi. Sangat berbeda saat player bermain tanpa suara musik, mereka merasa permainan tersebut terasa sangat membosankan, tidak bergairah, dan melelahkan.

4. Musik dan efek suara dalam video game Dragon Nest dapat memengaruhi emosi para gamers dikarenakan musik dan efek suaranya saling mendukung untuk membentuk suasana dan kondisi dalam game tersebut seakan-akan menjadi nyata, sehingga dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi serta meningkatkan mood dalam bermain game tersebut.

 

 

19  Penulis Jurnal           : Andi Naurah Najla 

     Judul Jurnal              : DAMPAK MENDENGARKAN MUSIK TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS REMAJA 

     Halaman Jurnal        : 1 – 10

Tujuan

Pada era globalisasi ini, musik semakin berkembang dan selalu berdampingan dengan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk bagi para kaum remaja saat ini, memiliki minat yang tinggi terhadap musik. Baik musik dengan genre seperti pop, jazz, rap, ballad, dan lain-lainnya, tentunya memiliki dampak tersendiri terhadap remaja yang mendengarkannya. Ada beberapa dampak positif dan dampak negatif bagi kondisi psikologis seorang remaja yang mendengarkan musik. Terlebih pada masa remaja adalah masa dimana mereka ingin mencoba segala sesuatu yang dirasa menarik atau sedang tren pada masa tersebut.

 

Metode

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode literatur yang didasarkan pada artikel dan jurnal, serta beberapa sumber pustaka yang sudah diterbitkan melalui internet ataupun media elektronik. Dari sumber-sumber tersebut, memuat pemikiran dari beberapa media, contohnya seperti buku, jurnal, ataupun artikel ilmiah yang diterbitkan oleh dosen, khususnya pada dosen Universitas Lambung Mangkurat. Dalam metode ini, disajikan terlebih dahulu pengertian tentang remaja dan apa saja yang terjadi pada masa remaja. Kemudian, juga minat remaja terhadap musik dan pengaruhnya terhadap remaja. Pada pembahasan, penulis juga menjabarkan dampak dan contoh yang bisa dilihat di kehidupan sehari-hari pada pengaruh musik bagi kondisi psikologis remaja.

 

Hasil Penelitan

Musik adalah suatu kebutuhan pokok untuk setiap individu, sebab musik dapat menjadikan individu merasa bahagia, gembira, dan tenang. Musik yang didalamnya bersikan alunan nada beserta suara manusia atau lainnya biasanya disebut lagu. Saat ini lagu tentunya sangat diminati bagi semua usia, terutama remaja. Dari lagu dengan genre sedih hingga menyenangkan, remaja masa kini selalu menemui lagu dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tentunya, musik atau lagu sangat mempengaruhi kondisi psikologis seorang remaja, karena dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu berdampingan dengan musik, baik disengaja maupun tidak.

 

Tanpa disadari, di era modern ini kita selalu berdampingan dengan musik dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ketika melihat iklan di televisi, mayoritas iklan menggunakan musik sebagai latar belakang. Saat masuk ke pusat perbelanjaan, kita disuguhkan dengan musik yang menenangkan agar bisa berbelanja dengan santai. Di restoran atau rumah makan, biasanya juga terdapat musik untuk menciptakan suasana. Terlebih lagi di kafe, tempat yang sangat diminati oleh remaja masa kini. Banyak kafe yang menyediakan live musik atau pertunjukan musik secara langsung untuk menghibur pelanggan.

 

Musik tidak hanya dijadikan sebagai hobi mendengarkan, tetapi juga karena beberapa penyebab lainnya. Banyak remaja zaman sekarang yang mengidolakan penyanyi, rapper, atau idolanya yang berkarya di bidang musik. Sehingga, para remaja memiliki lagu favorit mereka yang sering didengarkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti karya musik atau lagu dari penyanyi tersebut sesuai dengan selera mereka, atau musik dari idola mereka memberi semangat tersendiri.

 

Karena selalu berdampingan dengan musik, musik sangat mempengaruhi kondisi psikologis remaja saat mendengarkannya. Contohnya saat belajar, beberapa remaja membutuhkan musik sebagai pendamping untuk lebih fokus. Di masa pandemi Covid-19 ini, para siswa dan mahasiswa ditugaskan untuk belajar dari rumah melalui daring. Tuntutan tugas akademik yang terkadang sulit dan berat dapat meningkatkan stres pada mahasiswa.

 

Stres tersebut diatasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan mendengarkan musik. Musik-musik sedih sering dianggap sesuai dengan stres yang dialami remaja. Dari mendengarkan musik tersebut, berbagai macam dampak psikologis dapat ditimbulkan, termasuk menangis setelah mendengarkan lagu sedih.

 

Kesimpulan

Di era modern ini, ditambah dengan pandemi Covid-19 yang membuat berbagai tren musik semakin banyak, musik atau lagu sangat berpengaruh pada kondisi psikologis seorang remaja. Mereka selalu berdampingan dengan musik dalam kehidupan sehari-hari, baik disengaja karena ingin mendengarkannya atau tidak sengaja karena terdengar dari orang lain atau dari objek lain yang menghasilkan suara musik.

 

Faktor-faktor seperti selera musik yang sesuai dengan remaja, pengidolaan terhadap musisi karena lagunya sesuai dengan kondisi mereka, dan hobi mendengarkan musik juga turut mendukung pengaruh musik pada remaja. Hal ini menghasilkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif, tergantung dari perspektif masing-masing individu. Setiap remaja memiliki tanggung jawab atas dirinya sendiri terkait dengan dampak yang ditimbulkan saat mendengarkan musik.

 

20  Penulis Jurnal           : Dwi Wulan Suci 

     Judul Jurnal              : MANFAAT SENI MUSIK DALAM PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR 

     Halaman Jurnal        : 1 – 8

Tujuan

Musik adalah sebuah karya seni yang mampu menggambarkan ide, pikiran, dan perasaan manusia melalui keindahan irama dan nada-nada yang teratur. Dalam konteks perkembangan belajar siswa sekolah dasar, musik memiliki manfaat yang signifikan. Musik dapat berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan emosional, kecerdasan, daya ingat, dan konsentrasi siswa. Para peserta didik yang terbiasa mendengarkan musik sejak usia dini cenderung memiliki perkembangan emosional yang lebih baik. Hubungan antara anak dan musik sangat erat, dan musik memiliki peran penting dalam meningkatkan kecerdasan dan perkembangan belajar anak. Pada rentang usia tiga hingga enam tahun, anak-anak mengembangkan kecerdasan emosional mereka melalui mendengarkan lagu, karena periode ini merupakan masa yang sangat penting dalam perkembangan pendengaran mereka. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji manfaat musik dalam perkembangan belajar peserta didik sekolah dasar.

 

Metode

Metode yang dipakai dalam penulisan artikel ini adalah tinjauan pustaka atau Literature review. Tinjauan pustaka digunakan untuk memahami konsep tentang manfaat musik bagi perkembangan belajar siswa sekolah dasar. Ini dilakukan dengan membaca dan mengevaluasi penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan manfaat musik dalam perkembangan belajar siswa sekolah dasar. Dalam pembahasannya, artikel menggunakan teori yang relevan untuk menjelaskan konsep tersebut atau gambaran yang dibangun dengan melakukan generalisasi terhadap suatu pengertian. Sebagai suatu generalisasi, teori memberikan rangkuman atas generalisasi empiris dan hubungan antar proposisi dari berbagai asumsi yang telah diterima atau akan diuji.

 

Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh musik terhadap kecerdasan emosi siswa sekolah dasar menunjukkan bahwa penerapan musik dalam pembelajaran memiliki dampak yang signifikan terhadap kecerdasan emosi anak. Musik memberikan manfaat positif dengan meningkatkan suasana hati yang positif, membuat siswa menjadi bergairah dalam belajar, dan menimbulkan rasa senang. Ini memudahkan penyampaian materi pembelajaran kepada peserta didik.

 

Musik juga membantu siswa untuk merasa lebih tenang. Mendengarkan musik yang positif dapat menciptakan suasana hati yang tenang dan damai, sementara musik dengan tempo lambat dapat memberikan ketenangan, kedamaian, dan pengembangan emosional serta spiritual. Musik juga terbukti meningkatkan daya ingat siswa, adaptasi motorik, integrasi sensorik, proses kognitif, dan gerakan fisiologis umum. Selain itu, penggunaan musik dalam pembelajaran telah lama diyakini dapat meningkatkan kualitas kehidupan anak-anak dan merangsang keberhasilan akademik jangka panjang.

 

Penelitian juga menunjukkan bahwa musik dapat menurunkan hormon stres dan meningkatkan perasaan tenang dan rileks. Metode terapi musik telah terbukti memberikan manfaat dalam menyembuhkan stres dan menghasilkan ketenangan emosional. Musik al-Quran, dalam bentuk murottal, juga terbukti mampu memberikan ketenangan, perkembangan kognitif yang lebih tajam, dan pemikiran yang cemerlang.

 

Pembelajaran seni musik di sekolah dasar juga memberikan manfaat yang signifikan. Materi dan konteksnya disesuaikan dengan perkembangan usia, kematangan emosional, dan memberikan keseimbangan antara otak kanan dan kiri. Melalui pembelajaran musik, peserta didik dapat mengenal kebesaran Allah, memperkenalkan bunyi-bunyian dari alam, dan belajar tentang hubungan sosial dan budaya. Dengan demikian, pembelajaran musik dapat membantu peserta didik memahami dan mengapresiasi keanekaragaman budaya serta meningkatkan kesadaran diri akan budaya dan kehidupan di nusantara.

Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Lagu Hati-Hati Di jalan Karya Tulus

  Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Lagu Hati-Hati Di jalan Karya Tulus Pendahuluan Berikut adalah tautan pembahasan mengenai Pen...